• Minggu, 21 Desember 2025

Marietje van Oordt, Perempuan Cantik Tokoh Kriminal Kelas Satu Zaman Hindia Belanda dengan Korban Orang Besar

Photo Author
- Selasa, 19 September 2023 | 08:00 WIB
Marietje van Oordt (Dok Gerard Termorshuizen - Den Haag Stichting Tong Tong, 2013)
Marietje van Oordt (Dok Gerard Termorshuizen - Den Haag Stichting Tong Tong, 2013)

KONTEKS.CO.ID - Nama Marietje van Oordt sangat termasyur di Hindia Belanda pada awal abad 20. Bukan cuma cantik, Marietje tenar di masa itu lantaran memiliki reputasi mentereng sebagai tokoh kriminal kelas atas.

Penipuan dan prostitusi merupakan keahlian dari Marietje van Oordt. Gosip tentang kejahatannya menyebar dari koran-koran hingga mulut ke mulut.

Korban dari kecantikan Marietje van Oordt adalah para pejabat, pengusaha, pemilik toko, pemilik hotel dan pedagang-pedagang besar.

Baca Juga: Mengenal GSG-9, Satuan Polisi Elite Tempat Luhut dan Prabowo Berguru Antiteror, Acuan Pendirian Sat 81 Kopassus

Pada masa itu, koran-koran di Hindia Belanda memberitakan tentang reputasi kelam Marietje ini. Bahkan, perempuan bernama lengkap Marie Elisabeth van Oordt mendapat julukan 'een slechte, slechte vrouw' atau seorang perempuan yang sangat jahat.

Ahmad Sunjadi dalam buku 'Bukan Tabu di Nusantara' mencatat, kiprah Marietje pertama kali muncul sebagai objek pemberitaan di sejumlah koran Hindia Belanda pada tahun 1914.

Dalam buku tersebut, Marietje digambarkan sebagai seorang perempuan penuh pesona, anggun dan memiliki daya tarik tinggi untuk memikat kaum Adam.

Baca Juga: Sakiko Kanase, Istri Jepang Soekarno yang Bunuh Diri di Kamar Mandi Karena Cemburu

Modusnya  adalah menggunakan berbagai nama palsu dan mengaku sebagai keturunan dari keluarga terhormat. Dengan cara itu dia mulai memikat para pria.

Pada awal kiprahnya, Marietje memakai nama Elly Bronsgeest. Nama belakangnya itu diambil dari nama keluarga yang mengadopsi dirinya.

Dia berkelana keliling Jawa dan tinggal di hotel-hotel kelas satu. Satu persatu pria-pria kaya mulai menjadi korbannya.

Baca Juga: Perampok Legendaris Kusni Kasdut, Pejuang Kecewa yang Memilih Jalan Dosa

"Jika Marietje melakukan sesuatu, dia melakukannya dengan baik untuk dirinya sendiri, sedangkan untuk pihak lain biasanya berakhir dengan kerugian," menukil Java Bode edisi 19 Maret 1915 dalam artikel Soerabaia Nieuwsblad menggambarkan seorang Marietje.

"Kita tentu tidak perlu menjelaskan siapa ia, semua orang sekarang mengenalnya dengan alias ini-itu…,” lanjutnya.

Sementara, dalam Preanger-Bode 29 Mei 1915, Marietje disebutkan sebagai "gadis yang sangat bersemangat, yang tidak terlalu dekat dengan moralitas– seperti yang dipahami dalam masyarakat kita yang baik”.

Baca Juga: Pembunuhan Johnny Mangi, Petrus, dan Teror Dahsyat Orde Baru ke Pers Indonesia

Masuk Penjara Umur 20 Tahun

Saat usianya baru menginjak 20 tahun, polisi menangkap Marietje dan langsung menghadapkannya ke meja hijau pada 1917. Tuduhannya, ia melakukan penupuan terhadap Ms Schwab, Steenbergen Soeurs, Penjahit Asmail, dan Toko Bombay Daramdas di Passer Baroe.

Saat persidangan, pengadilan penuh sesak. Para hakim, juru sita, saksi, polisi, jurnalis dan orang-orang yang penasaran ada di sekitar gedung pengadilan saat Marietje masuk ke dalam ruang sidang.

Pesona Marietje seakan tak luntur hingga membuat orang-orang mendelikkan mata. Penampilannya nampak begitu sederhana tapi penuh selera.

Baca Juga: Barisan Terate, Pasukan Khusus Pelacur dan Maling Penghancur Daya Tempur Belanda

-
Marietje van Oordt (Kanan/Dok Gerard Termorshuizen - Den Haag Stichting Tong Tong, 2013)

Berpakaian putih, stoking putih, sepatu hak tinggi putih dan rambut pirang dengan potongan penuh gaya. Demikian catatan koran Batavia News edisi 11 Desember 1917.

Dalam persidangan, hakim memvonis Marietje bersalah karena penipuan dan pemalsuan dengan vonis satu tahun penjara dan denda 500 Gulden. Namun dalam sidang banding pada April 1918, pengadilan memperberat hukumannya menjadi dua tahun penjara.

Sebulan usai bebas dari penjara pada April 1920, Preanger-Bode dalam edisi 20 Mei melaporkan bahwa pengadilan kembali mencari Marietje.

Baca Juga: Kisah Dualisme Merek Roti Legendaris Tan Ek Tjoan (1)

Kali ini, dia menghadapi tuntutan dari Charles du Perron. Rupanya, sebelum masuk penjara, Marietje sempat mendatangi rumah keluarga Du Perron di Bandung.

Marietje memperkenalkan dirinya sebagai Nyonya Krapp. Ia ingin menyewa Gedong Menu milik keluarga du Perron di Meester Cornelis (sekarang Jalan Jatinegara), Batavia, yang sedang kosong.

Kepada Charles, Marietje mengaku suaminya memegang posisi tinggi di Paketvaart dan akan menanggung biaya sewanya. Dengan pesonanya, Marietje berhasil meyakinkan Tuan Charles du Perron.

Baca Juga: Kisah Tim Hantu Argentina di Kualifikasi Piala Dunia 1974: Menderita di Tilcara dan Peru, Beberapa Jadi Legenda di Piala Dunia 1978

Namun hingga delapan bulan kemudian Marietje tak kunjung membayar uang sewa. Bahkan, selama menyewa dia memakai tempat tersebut untuk menggelar pesta dan meninggalkannya dalam kondisi rusak berat.

Charles du Perron segera menuntut Marietje ke pengadilan. Dalam persidangan yang berlangsung hingga 16 November 1920 itu hakim kembali menjatuhkan vonis penjara satu tahun.

Aksi Marietje Semakin Menggila

Mendekam di penjara rupanya tak membuat Marietje jera. Sepuluh tahun kemudian atau sekitar awal tahun 1930 Marietje kembali berulah.

Baca Juga: Titien Sumarni Si Ratu Layar Perak: Skandal Seks, Prostitusi Artis, Guna-Guna Lalu Wafat Dalam Kondisi Miskin

Dia menggoda seorang pejabat di Surabaya. Marietje membuat janji dengan sang pejabat di sebuah hotel.

Saat pejabat tersebut datang, Marietje sudah siap di kamar hotel dengan mengenakan gaun tidur dan cara khasnya yang menawan dan mempesona.

Kepada sang pejabat, Marietje berjanji akan memperkenalkan dengan para koleganya.

Baca Juga: Ekonomi di Rezim Orba: Cuan Tipis di Freeport, Swasembada Tapi Impor, Mobnas Gagal, KKN Merajalela

"Saya punya foto-foto mereka dan akan saya tunjukkan kepada tuan, jika tuan bersedia masuk ke dalam kamar," bujuk Marietje ke pejabat itu.

Rayuannya berhasil. Pejabat itu masuk ke kamar Marietje. Saat di dalam, Marietje langsung mengeluarkan ancaman.

"Maaf tuan, saya terpaksa melakukan hal ini, saya butuh 1.000 Gulden. Jika Anda tidak mengerti, saya akan berteriak dan orang-orang akan menemukan kita di sini. Tuan orang terhormat, punya jabatan, punya atasan, dan punya istri," kata Marietje seperti pemberitaan sebuah koran yang terbit pada 10 Maret 1930.

Baca Juga: Jalan Panjang Karier Sofia WD: Intel Perempuan, Sutradara Film, Hingga Artis Legendaris Indonesia

Pejabat itu kemudian tersadar jika dia sudah masuk perangkap. Mau tak mau dia harus mengeluarkan uang sebesar 1000 gulden untuk menutup mulut Marietje.

Tak hanya di Jawa, aksi Marietje juga merambah ke Pulau Sumatera, terutama di Kota Medan. Dia kembali mendapat hukuman penjara selama 9 bulan karena penipuan dan pemalsuan surat.

Masa Kecil yang Kelam

Sebelum terperosok ke dunia kriminal dan terkenal, Marietje memiliki latar belakang kisah masa kecil yang sangat kelam.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Kasim Lopi

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X