KONTEKS.CO.ID - Banyak yang mengetahui jika Presiden ke-1 RI, Soekarno, memiliki banyak istri. Baik dari istri 'lokal' maupun istri 'impor'. Salah satu istri sang proklamator adalah Sakiko Kanase.
Namun banyak yang tak mengetahui kisah tragis tentang Sakiko Kanase, istri Soekarno yang berasal dari Jepang. Bahkan, kisah tragis Sakiko menyebabkan Putra Sang Fajar menangis.
Nama Sakiko Kanase kerap terlupakan. Nama istri Soekarno ini memang tak banyak tercatat dalam buku sejarah.
Baca Juga: Benny Moerdani, Raja Intel 'Anti Islam' yang Pernah Bantu Taliban, Saat Meninggal Sempat Dikafani dan Dibacakan Yasin
Baik masyarakat maupun kalangan surat kabar hampir tak mengenal Sakiko Kanase saat masih menjadi istri Soekarno. Terlebih, potret Sakiko sendiri maupun bersama Soekarno hampir tak ada.
Lawatan Soekarno ke sejumlah daerah di Indonesia hingga ke luar negeri kerap 'membuahkan hasil'. Beberapa istrinya dia kenal dari kunjungannya.
Soekarno memang terkenal sebagai presiden yang memiliki banyak istri. Menurut catatan sejarah, Soekarno memperistri sembilan perempuan.
Baca Juga: Lagu Malam Kudus, Lahir dari Letusan Gunung Tambora dan Orgel yang Rusak
Kesembilan istri-istri Soekarno adalah Siti Oetari Tjokroaminoto, Inggit Garnasih, Fatmawati, Hartini, dan Ratna Sari Dewi. Lalu ada Haryati, Yurike Sanger, Kartini Manoppo, dan Heldy Djafar.
Dari catatan itu, tak ada nama Sakiko Kanase yang seolah tenggelam tak berbekas.
Nama Sakiko Kanase hilang di balik nama besar Bung Karno kala itu. Apalagi, 'Si Bung Besar' masih menduduki kursi orang nomor satu di Indonesia. Soekarno disegani kawan maupun lawan.
Baca Juga: Sakiko Kanase, Istri Jepang Soekarno yang Bunuh Diri di Kamar Mandi Karena Cemburu
Pernikahan Soekarno dengan Sakiko Kanase
Soekarno menikahi Sakiko Kanase sebelum mempersunting wanita Jepang lainnya yakni Naoko Nemoto atau Ratna Sari Dewi.
Seperti tertulis di atas, Soekarno pertama kali bertemu dan jatuh hati pada pandangan pertama dengan Sakiko Kanase saat melawat ke Jepang ,tepatnya di Kyoto.
Pernikahan Soekarno dengan Sakiko Kanase berlangsung di Hotel Daiichi, Kota Ginza, Jepang pada tahun 1958.
Baca Juga: GANEFO, Olimpiade Ciptaan Soekarno yang Kontroversial, Bukti Ada Politik dalam Olahraga
Laporan Jurnalis Richard Susilo yang mewawancarai Yoshiko Sawada, sahabat dari ibunda Sakiko Kanase, menyebutkan bahwa Yoshiko hadir dalam pernikahan Soekarno dan Sakiko.
Sementara, akun Twitter Sejarah Nusantara @indo_history101 menulis "Ia adalah seorang wanita Jepang yang berhasil meluluhkan hati Soekarno. Pada awal pertemuannya dengan Soekarno, Sakiko Kanase adalah seorang model kala itu," tulis akun tersebut.
Sakiko -- dengan nama panggilan Keiko Kondo -- merupakan wanita 'impor' pertama yang dinikahi Soekarno. Usai resmi menjadi istri Soekarno, Sakiko lantas memeluk Islam.
Baca Juga: Paradoks Luhut Panjaitan: Tak Pernah Telat Naik Pangkat, Namun 'Nangis' di Jabatan
Soekarno kemudian memberinya nama Indonesia menjadi Saliku Maesaroh.
Lobi Bisnis
Pertemuan dan ketertarikan Soekarno kepada Sakiko Kanase rupanya tak disia-siakan Kinoshita Group. Perusahaan Jepang ini memiliki kepentingan menggarap berbagai proyek pembangunan Indonesia dari hasil pampasan perang Jepang.
Sakiko menjadi bagian dari lobi bisnis tingkat tinggi Kinoshita Group tersebut.
Baca Juga: Kisah Dualisme Merek Roti Legendaris Tan Ek Tjoan (1)
Usai menikahi Saliku Maesaroh, Soekarno masih kerap melakukan lawatan ke Jepang untuk mengurusi pampasan perang.
Perusahaan Tonichi Trading Company milik Kubo Masao juga rupanya punya kepentingan bisnis.
Setahun setelah pernikahan Soekarno denfan Sakiko, Kubo Masao mengenalkan Bung Besar ini dengan Naoko Nemoto. Naoko merupakan seorang gadis Jepang cantik yang saat itu masih berusia 19 tahun.
Baca Juga: Cerita Awal Tan Ek Tjoan: Asimilasi Lewat Setangkup Roti (2)
Dasar Soekarno, pertemuan dengan Naoko membuatnya kembali jatuh cinta. Dua kali Soekarno bertemu Naoko di Hotel Imperial sebelum Soekarno pulang ke Indonesia.
Hubungan dengan Naoko rupanya terus berlanjut dengan surat menyurat. Soekarno pun mengundangnya ke Indonesia.
Aiko Kurasawa, sejarawan Jepang menyebutkan, Naoko juga merupakan bagian dari lobi Tonichi Trading Company yang merupakan saingan Kinoshita Group dalam perebutan proyek-proyek bisnis di Indonesia.
Baca Juga: Kisah Receh Raja Intel Benny Moerdani Mengerjai Jenderal Tjokropranolo
Artikel Terkait
Menkominfo: Ada Perwira TNI Bunuh Diri karena Terlilit Utang Judi Online
IPW Prihatin Banyak Polisi Bunuh Diri, Terakhir Bripda NRN Ajudan Wakapolres Sorong
Teror Bom Bunuh Diri Masih Ada! Polri Tangkap 'Calon Pengantin' di Batu Malang, Targetkan Rumah Ibadah
Operasi CIA Bunuh Maduro Gagal, Venezuela Tangkap Pasukan Navy SEAL AS
Sekeluarga Tewas Bunuh Diri di Tangsel, Diduga Terkait Pinjaman Online