• Senin, 22 Desember 2025

Sakiko Kanase, Istri Jepang Soekarno yang Bunuh Diri di Kamar Mandi Karena Cemburu

Photo Author
- Selasa, 29 Agustus 2023 | 08:00 WIB
Sakiko Kanase alias Saliku Maesaroh, Istri Jepang pertama Soekarno (Dok Twitter Sejarah Nusantara)
Sakiko Kanase alias Saliku Maesaroh, Istri Jepang pertama Soekarno (Dok Twitter Sejarah Nusantara)

Akhir Tragis Sakiko Kanase

Mendapat undangan, Naoko Nemoto Ratna Sari Dewi terbang ke Indonesia pada 14 September 1959.

Di Indonesia, Naoko kemudian tersadar jika Kubo memanfaatkannya untuk melancarkan bisnisnya di Indonesia. Namun, Soekarno bergeming lantaran sudah terlanjur jatuh hati.

Kehadiran Naoko membuat Kanase Sakiko cemburu. Ia merasa tercampakkan dan terbuang. Sebab, Soekarno yang baru menikahi Naoko pada 1962 telah menjadikan perempuan senegaranya itu sebagai perempuan favorit.

Baca Juga: Semarak Lebaran di Era Kolonial Pernah Jadi Silang Sengketa Elite Belanda, Ini Penyebabnya

Sakiko sendiri, yang terdaftar sebagai guru privat salah seorang anak karyawan di Kinoshita, kala itu menempati rumah mewah di daerah elite Menteng, Jakarta Pusat.

Enam belas hari usai kedatangan Naoko, Sakiko memutuskan mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri.

Dia nekat mengiris urat nadinya hingga tewas mengenaskan di kamar mandi.

Baca Juga: Tradisi Mudik Ada Sejak Era Majapahit, Awalnya Tidak Terkait Idul Fitri

Saat kejadian itu, Soekarno dan Naoko alias Ratna Sari Dewi sedang berkunjung ke Bali sekitar 30 September 1959.

"Dan tragis, Sakiko Kanase mengiris nadinya. Kejadian itu persis enam tahun lebih dulu dari Gerakan 30 September 1965," tulis akun Twitter Sejarah Nusantara.

Kabar Sakiko tewas bunuh diri membuat Soekarno kaget bukan kepalang. Soekarno pun menangis mendengar istrinya dari Jepang itu tewas.

Baca Juga: Jarang Ada yang Tahu! Tiga Kota Ini Punya Penganut Agama Yahudi Terbesar di Indonesia

Soekarno lantas meminta bawahannya untuk mengurus pemakaman istri Jepangnya itu dengan baik tanpa menarik perhatian orang-orang dan media.

Sakiko dimakamkan di Blok P, Jakarta Selatan. Namun sekitar akhir 1970-an kabarnya pihak keluarga memindahkan kerangka Sakiko ke Jepang.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Kasim Lopi

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X