Nilai uang Rp130 juta saat itu tergolong besar. Sekadar catatan, harga emas di momen itu, berdasarkan Harian Nusantara tanggal 15 Agustus 1967, harganya Rp230 per gram.
Dengan demikian, anggaran Rp130 juta bisa untuk membeli 565,2 kg emas.
Suntikan dana itu berhasil mendongkrak APBD Jakarta yang awalnya hanya Rp70 juta. Masyarakat pun mulai menikmati manfaat dari kebijakan kontroversial tersebut.
Pemerintah Jakarta langsung menggarap sejumlah proyek besar untuk menyulap Jakarta menjadi kota modern dan metropolis, bukan lagi big villages (kampung besar).
Mengutip koran yang terbit pada 20 Mei 1968, sejumlah proyek-proyek besar bisa dibangun dari uang judi kasino pertama di Tanah Air. Di antaranya, gedung kesenian sebesar Rp2,5 juta, rumah sakit senilai Rp6 juta dan gedung pusat kebudayaan sebanyak Rp15 juta.
Baca Juga: Kisah Kelam Isaac Newton, Jenius Sains yang Pernah Gagal dalam Investasi Saham
Dari “uang haram” itu, Ali juga membangun jalan arteri di berbagai wilayah. Mulai dari Kemayoran, Jalan Gadjah Mada hingga Blok A.
Semuanya memakai uang paling sedikit Rp9,5 juta hingga Rp350 juta. Lampu-lampu penerangan jalan juga diperbaiki pemerintah. Lalu, banyak sekolah juga mendapat keuntungan dari judi.
Disebutkan, pendidikan sekolah dasar kecipratan Rp14 juta dan SMP-SMA Rp70 juta. “Biaya tanah untuk SD Rp6 juta dan selanjutnya untuk tahun 1968 akan dibangun 40 gedung sekolah lagi," tulis Harian Kompas.
Kritik tak mereda. Penggunaan uang hasil judi untuk berbagai proyek menuai kritikan banyak orang. Pengkritik menganggap proyek ini menjadi haram lataran memakai uang judi.
Lagi-lagi, Bang Ali dengan santai merespons cibiran itu. "Alim ulama semua meributkan, tapi saya bilang ke mereka, kalau mengharamkan judi, mereka harus punya helikopter (bukan mobil). Soalnya, jalan-jalan dibangun dari uang judi. Jadi, jalan di Jakarta juga haram (mereka gunakan)," cetus Ali mengutip Tempo terbitan 2 Juli 2000.
Tahun 1977, ketika jabatan Gubernur Ali Sadikin berakhir, tuntas pula masa hidup kasino tersebut.
Pada 18 Juni 1977, Presiden Soeharto menetapkan Tjokropranolo sebagai Gubernur DKI Jakarta yang baru.
Artikel Terkait
Kata Guru Besar UI Soal Kasino Legal, Singgung Cara Ali Sadikin Bangun Jakarta
Legalisasi Kasino Diusulkan: Solusi Tambahan PNBP atau Ancaman Moral dan Hukum di Indonesia?
Nyeleneh, Pengamat Ekonomi: Judi Kasino Legal, Utang Indonesia Lunas!
Gubernur Wayan Koster Tegas Tolak Kasino di Bali, Meski Ditawari Rp100 Triliun
Curhat Ali Sadikin soal Sengketa HGB Hotel Sultan: Kaget, Kecewa, dan Merasa Dikelabui Ibnu Sutowo