• Minggu, 21 Desember 2025

Ali Sadikin, Jenderal Marinir Bintang 4 Pertama di Indonesia: Arsitek Korps Marinir, Arsitek Pembangunan Jakarta yang Dicerca Ulama Gegara Judi

Photo Author
- Minggu, 14 Desember 2025 | 10:30 WIB
Jenderal Kehormatan Marinir Ali Sadikin dikenal sebagai perwira militer KKO yang aktif berperang saat Agresi Militer II Belanda dan pemberontakan Permesta.  (Foto: Wikipedia)
Jenderal Kehormatan Marinir Ali Sadikin dikenal sebagai perwira militer KKO yang aktif berperang saat Agresi Militer II Belanda dan pemberontakan Permesta. (Foto: Wikipedia)

Nilai uang Rp130 juta saat itu tergolong besar. Sekadar catatan, harga emas di momen itu, berdasarkan Harian Nusantara tanggal 15 Agustus 1967, harganya Rp230 per gram.

Dengan demikian, anggaran Rp130 juta bisa untuk membeli 565,2 kg emas.

Baca Juga: Mengenal Profesi Gowok, Guru Seksualitas ala Jawa Tradisional: Warisan Leluhur yang Tabu Tapi Dihormati

Suntikan dana itu berhasil mendongkrak APBD Jakarta yang awalnya hanya Rp70 juta. Masyarakat pun mulai menikmati manfaat dari kebijakan kontroversial tersebut.

Pemerintah Jakarta langsung menggarap sejumlah proyek besar untuk menyulap Jakarta menjadi kota modern dan metropolis, bukan lagi big villages (kampung besar).

Mengutip koran yang terbit pada 20 Mei 1968, sejumlah proyek-proyek besar bisa dibangun dari uang judi kasino pertama di Tanah Air. Di antaranya, gedung kesenian sebesar Rp2,5 juta, rumah sakit senilai Rp6 juta dan gedung pusat kebudayaan sebanyak Rp15 juta.

Baca Juga: Kisah Kelam Isaac Newton, Jenius Sains yang Pernah Gagal dalam Investasi Saham

Dari “uang haram” itu, Ali juga membangun jalan arteri di berbagai wilayah. Mulai dari Kemayoran, Jalan Gadjah Mada hingga Blok A.

Semuanya memakai uang paling sedikit Rp9,5 juta hingga Rp350 juta. Lampu-lampu penerangan jalan juga diperbaiki pemerintah. Lalu, banyak sekolah juga mendapat keuntungan dari judi.

Disebutkan, pendidikan sekolah dasar kecipratan Rp14 juta dan SMP-SMA Rp70 juta. “Biaya tanah untuk SD Rp6 juta dan selanjutnya untuk tahun 1968 akan dibangun 40 gedung sekolah lagi," tulis Harian Kompas.

Kritik tak mereda. Penggunaan uang hasil judi untuk berbagai proyek menuai kritikan banyak orang. Pengkritik menganggap proyek ini menjadi haram lataran memakai uang judi.

Baca Juga: Sjafrie Sjamsoeddin dan Kerusuhan Mei 1998, Uji Nyali Jenderal Tampan Eks Pengawal Kesayangan Soeharto

Lagi-lagi, Bang Ali dengan santai merespons cibiran itu. "Alim ulama semua meributkan, tapi saya bilang ke mereka, kalau mengharamkan judi, mereka harus punya helikopter (bukan mobil). Soalnya, jalan-jalan dibangun dari uang judi. Jadi, jalan di Jakarta juga haram (mereka gunakan)," cetus Ali mengutip Tempo terbitan 2 Juli 2000.

Tahun 1977, ketika jabatan Gubernur Ali Sadikin berakhir, tuntas pula masa hidup kasino tersebut.

Pada 18 Juni 1977, Presiden Soeharto menetapkan Tjokropranolo sebagai Gubernur DKI Jakarta yang baru.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Jimmy Radjah

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X