Selama tahun 1950-an, karir militer Ali Sadikin terus menanjak. Dari Komandan Pusat Pendidikan dan Latihan KKO sampai menjadi deputi Panglima Angkatan Laut, ia memegang posisi-posisi strategis.
Menteri Kabinet Dwikora dan Gubernur Jakarta
Tahun 1964 hingga tahun 1966, Ali menjabat sebagai Menteri Koordinator Kompartimen maritim di Kabinet Dwikora dan Dwikora yang disempurnakan.
Lalu pada 28 April 1966, Ali Sadikin resmi dilantik sebagai Gubernur DKI Jakarta oleh Presiden Soekarno. Momen awal pembangunan Jakarta.
Kondisi Jakarta saat itu jauh dari kata ideal. Ibu Kota waktu itu masih dikelilingi berbagai masalah sosial, ekonomi, sampai infrastruktur yang masih sangat kurang untuk menjadi sebuah pusat pemerintahan negara.
Ali berinisiatif berperan sebagai arsitek perubahan. Ia sangat paham Jakarta bukan hanya ibu kota, tapi wajah Indonesia yang harus bisa bersaing di panggung dunia.
Dengan anggaran cekak, ia merancang proyek-proyek besar yang kini menjadi ikon Jakarta. Antara lain, Taman Ismail Marzuki, Kebun Binatang Ragunan, Taman Impian Jaya Ancol sampai Pekan Raya Jakarta atau Jakarta Fair yang masih berlangsung hingga sekarang.
Baca Juga: Cerita Tentang Laswi, dari Mangga Tuti Amir Hingga Duo Maung Bikang yang Doyan Penggal Kepala Musuh
Bang Ali membangun Kota Satelit Pluit, memperbaiki transportasi umum dengan menata trayek bus dan membangun halte nyaman, serta melestarikan budaya Betawi yang dipusatkan di Condet, Jakarta Timur.
Membangun Jakarta dengan ‘Uang Haram’ Pajak Judi
Untuk membangun mimpinya itu ia menghadapi keterbatasan anggaran. Lalu diambil langkah revolusioner nan kontroversial. Ali Sadikin melegalkan perjudian demi meningkatkan isi kas daerah.
Beragam bentuk perjudian, mulai dari kasino hingga lotere resmi dikendalikan dan diawasi sebagai sumber pemasukan guna membiayai pembangunan Jakarta yang sangat mendesak.
Bukan hanya judi, ia juga melegalkan tempat hiburan malam dan melokalisasi kawasan pelacuran di Kramat Tunggak. Keputusan berani yang menuai kritik keras dari berbagai kalangan dan tokoh masyarakat.
Tetapi bagi dirinya, ini adalah sebuah upaya pragmatis yang perlu dilakukan agar Jakarta dapat bertahan dan berkembang.
Artikel Terkait
Kata Guru Besar UI Soal Kasino Legal, Singgung Cara Ali Sadikin Bangun Jakarta
Legalisasi Kasino Diusulkan: Solusi Tambahan PNBP atau Ancaman Moral dan Hukum di Indonesia?
Nyeleneh, Pengamat Ekonomi: Judi Kasino Legal, Utang Indonesia Lunas!
Gubernur Wayan Koster Tegas Tolak Kasino di Bali, Meski Ditawari Rp100 Triliun
Curhat Ali Sadikin soal Sengketa HGB Hotel Sultan: Kaget, Kecewa, dan Merasa Dikelabui Ibnu Sutowo