Baca Juga: Syarifah Nawawi, Kasih Tak Sampai Tan Malaka Sang Bapak Republik
Berdasarkan pengalamannya, banyak laki-laki yang kurang ajar mungkin karena tak pernah melahirkan. Padahal melahirkan itu susah, anaknya sendiri lahir dengan Tohpati yakni ditarik dengan tank.
Ironisnya, saat usianya lebih dari 62 tahun, Dolly pernah bersitegang dengan anak kandungnya. Urusannya bahkan menggelinding hingga ke jalur hukum.
Meskipun usianya sudah sepuh, kebiasaan merokok yang termulai sejak usia 16 tahun itu masih tak bisa hilang. Bahkan ia bisa menghabiskan lima bungkus rokok bahkan lebih dalam sehari.
Baca Juga: Tan Malaka Ahli Penyamaran: 22 Tahun dalam Pelarian, 23 Nama Samaran
Wanita yang sehari-hari gemar mengenakan kemeja dan kain sarung itu pernah mengatakan akan menjual semua wismanya di Gang Dolly. Uangnya bisa untuk modal usaha di Malang.
Sayangnya ia sendiri kebingungan mau usaha apa. Pada tahun 1990-an sempat berjualan batik sarung. Tetapi setelah barangnya datang dari Yogyakarta atau Solo, usahanya tidak berjalan lancar.
Ya semua wismanya memang sudah terjual pada tahun 1990-an. Hal itu terkonfirmasi oleh pengurus RW 6 Kelurahan Putat Jaya.
Baca Juga: 160 Tahun Louis Vuitton, Brand Termahal di Dunia yang Berawal dari Koper Ciptaan Gelandangan
Sakit Hati Terbawa Hingga Mati
Bicara Gang Dolly, dia memang sangat emosi. Dolly mengakui jika dirinya adalah orang yang pertama kali membangun wisma di sana.
"Waktu kubangun (wisma) bukan germo, cuma bangun lalu disewakan dan aku bukan germo. Aku heran di gang itu yang kaya malah jadi kaya dan enak-enak, tapi yang sasaran kok (nama) aku. Kok namanya jadi Gang Dolly?" katanya gusar.
Keinginan pribadinya menghapus nama Dolly dari kawasan itu mungkin sudah terdengar oleh penguasa alias Pemkot Surabaya. Setelah hampir setengah abad tumbuh dan terkenal, pemerintah resmi menutup Gang Dolly.
Baca Juga: Sakiko Kanase, Istri Jepang Soekarno yang Bunuh Diri di Kamar Mandi Karena Cemburu
Kini 'Papi' Dolly telah beristirahat selamanya di pemakaman Sukun, Kota Malang, Jawa Timur. Tak tersebut kapan Advenso Dollyres wafat.
Namun sakit hati namanya menjadi nama lokalisasi terbawa Dolly sampai ke liang kubur.
Salah satu adiknya, Handoyo, mengatakan, Dolly pada masa tuanya sering menangis karena sakit hati dengan orang-orang yang mencetuskan namanya sebagai kompleks pelacuran.
Baca Juga: Satsus Intel, Kisah Satuan 'James Bond' Indonesia Didikan CIA, MI6, dan Mossad
“Sakit hati itu dibawa mati kakak saya,” katanya mengutip National Geographic.
Sejarah Lokalisasi Gang Dolly dan Wajah Terkini
Kini wajah Gang Dolly telah berubah total. Kini kawasan ini hanyalah permukiman biasa dengan fasilitas publik lumayan komplit.
Namun jejak sejarah kelam Gang Dolly tetap ada. Salah satunya Wisma Barbara dengan ketinggian enam lantai dan memiliki lift.
Baca Juga: Piala Dunia 2002 Korsel dan Jepang, Kontroversi Prestasi Tertinggi dari Skandal Sepak Bola Terbesar Sepanjang Sejarah
Pada masanya, penghuni Wisma Barbara terkenal sebagai pemilik servis termahal di lokalisasi tersebut. Nah ketika kawasan Dolly tutup, Pemkot Surabaya membelinya seharga Rp9 miliar dan mengalihfungsikannya.
Wisma tersebut menjadi pusat pelatihan dan penjualan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Di sini para pelaku UMKM menghasilkan tas, sepatu, sandal, serta sandal hotel. ***
Artikel Terkait
China Mendadak Pecat Menteri Luar Negeri Qin Gang, Ada Apa?
Gang Dolly Ditutup, Ini 5 Lokalisasi di Kota Surabaya yang Sempat Melegenda
Kronologi Kecelakaan Beruntun di Puncak Bogor, Ada yang Terpental Hingga Masuk Gang
3 Kota Kolonial di Asia Tenggara yang Menjaga Jejak Sejarah Eropa
Sejarah! Pemerintah Gratiskan Sejumlah Ruas Jalan Tol Saat Arus Mudik Lebaran 2025, Ini Daftarnya