• Minggu, 21 Desember 2025

Menit-menit Mencekam Mei 1998, Saat BJ Habibie Copot Prabowo Subianto dari Pangkostrad

Photo Author
- Minggu, 18 Mei 2025 | 09:00 WIB
Panglima ABRI Jenderal Wiranto mencopot tanda pangkat Komandan Sesko ABRI Letjen Prabowo Subianto pada 22 Agustus 1998. (Foto: Reuters)
Panglima ABRI Jenderal Wiranto mencopot tanda pangkat Komandan Sesko ABRI Letjen Prabowo Subianto pada 22 Agustus 1998. (Foto: Reuters)

Baca Juga: Xanana Gusmao 'Che Guevara' dari Timor Leste; Pejuang Humanis Tanpa Dendam, Bestie Habibie, Musuh Soeharto

Menurut Sintong dalam buku "Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando", Kivlan dan Muchdi datang ke rumah Habibie atas perintah Prabowo. Dua jenderal itu menyampaikan surat yang ditandatangani oleh Jenderal Besar (Purn) AH Nasution kepada Presiden BJ Habibie.

Surat itu diterima oleh Sintong. Isinya adalah saran agar Kasad Jenderal Subagyo HS diangkat menjadi Panglima ABRI. Sedangkan Pangab Jenderal Wiranto diangkat Menhankam. Sementara Pangkostrad Letjen Prabowo Subianto diangkat menjadi Kasad menggantikan Subagyo HS.

Sebelum kedua jenderal itu meninggalkan kediamannya, Habibie sempat menemui keduanya dan menyalami mereka.

Baca Juga: Rukmini, Tunangan Pierre Tendean yang Butuh Waktu Move On 7 Tahun

Habibie kemudian membaca surat yang ditandatangani oleh Nasution. Habibie memang diketahui sangat menghormati sang jenderal besar. Alih-alih mendengarkan saran Nasution, Habibie malah mencopot Prabowo.

Saat itu, Prabowo memiliki 11.000 pasukan yang 90 persen di antaranya berada di Jakarta. Jika mau, tentu saja ia bisa melakukan kudeta. Tapi dalam pengakuannya bertahun kemudian, Prabowo mengaku sama sekali tidak berniat melakukan hal itu.

Setelah mengeluarkan perintah penggantian Prabowo, Habibie langsung meminta Sintong Panjaitan mengawasi timbang terima pergantian Prabowo. Tak kurang akal, Sintong menempuh tiga cara untuk menjajaki kemungkinan pejabat di jajaran ABRI yang menentang pencopotan Prabowo.

Baca Juga: Mikhail Kalashnikov, Pencipta Senapan Serbu 'Sejuta umat' AK-47 yang Merasa Berdosa di Akhir Hidupnya

Pertama, ia menghubungi Menko Polkam Jenderal Feisal Tanjung. "Prabowo akan diganti bisa enggak, Pak?" tanya Sintong. Feisal menjawab singkat, "Kau saja bisa diganti, apa susahnya mengganti jabatan tentara?"

Sintong kemudian menanyakan hal yang sama kepada Wiranto. "Kenapa tidak?" ujar Wiranto yang agak tersinggung dengan pertanyaan itu. Ketiga, Sintong melakukan 'cek ombak' kepada Kasad Subagyo HS. Jawabannya pun senada.

Ketegangan di Istana Saat Prabowo Datang

Prabowo sendiri, tulis buku Sintong, baru mengetahui bahwa dirinya dicopot dari jabatan Pangkostrad pada siang harinya jam 13.30 WIB. Saat itu ia sedang berkunjung ke kantor Fanny Habibie, adik kandung BJ Habibie, di kantor Otorita Batam.

Baca Juga: Omar Dhani: Panglima Termuda Kesayangan Soekarno, Dipenjara Soeharto Hampir 30 Tahun Gegara Tergesa-gesa

Sekitar jam 15.00 WIB, Prabowo datang ke istana menggunakan mobil Range Rover dengan membawa 12 orang pengawal. Suami Titiek Soeharto itu mulus saja masuk ke istana karena banyak anggota Paspampres yang mengenalnya.

Namun saat Prabowo masuk, para petugas agak tegang. "Ada Pak Habibie enggak?" tanya Prabowo kepada para perwira yang berada di situ. Tidak satupun yang berani menjawab pertanyaan Prabowo. Mereka terdiam.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Jimmy Radjah

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X