kontekstory

Ali Sadikin, Jenderal Marinir Bintang 4 Pertama di Indonesia: Arsitek Korps Marinir, Arsitek Pembangunan Jakarta yang Dicerca Ulama Gegara Judi

Minggu, 14 Desember 2025 | 10:30 WIB
Jenderal Kehormatan Marinir Ali Sadikin dikenal sebagai perwira militer KKO yang aktif berperang saat Agresi Militer II Belanda dan pemberontakan Permesta. (Foto: Wikipedia)

Selama tahun 1950-an, karir militer Ali Sadikin terus menanjak. Dari Komandan Pusat Pendidikan dan Latihan KKO sampai menjadi deputi Panglima Angkatan Laut, ia memegang posisi-posisi strategis.

Menteri Kabinet Dwikora dan Gubernur Jakarta

Tahun 1964 hingga tahun 1966, Ali menjabat sebagai Menteri Koordinator Kompartimen maritim di Kabinet Dwikora dan Dwikora yang disempurnakan.

Baca Juga: Mengenang Sepak Terjang K'tut Tantri, Warga Amerika yang Berjuang di Pertempuran Surabaya 10 November 1945

Lalu pada 28 April 1966, Ali Sadikin resmi dilantik sebagai Gubernur DKI Jakarta oleh Presiden Soekarno. Momen awal pembangunan Jakarta.

Kondisi Jakarta saat itu jauh dari kata ideal. Ibu Kota waktu itu masih dikelilingi berbagai masalah sosial, ekonomi, sampai infrastruktur yang masih sangat kurang untuk menjadi sebuah pusat pemerintahan negara.

Ali berinisiatif berperan sebagai arsitek perubahan. Ia sangat paham Jakarta bukan hanya ibu kota, tapi wajah Indonesia yang harus bisa bersaing di panggung dunia.

Dengan anggaran cekak, ia merancang proyek-proyek besar yang kini menjadi ikon Jakarta. Antara lain, Taman Ismail Marzuki, Kebun Binatang Ragunan, Taman Impian Jaya Ancol sampai Pekan Raya Jakarta atau Jakarta Fair yang masih berlangsung hingga sekarang.

Ali Sadikin menjadikan Proyek Senen sebagai salah satu lokalisasi judi di Jakarta. (Foto: Wikipedia)

Baca Juga: Cerita Tentang Laswi, dari Mangga Tuti Amir Hingga Duo Maung Bikang yang Doyan Penggal Kepala Musuh

Bang Ali membangun Kota Satelit Pluit, memperbaiki transportasi umum dengan menata trayek bus dan membangun halte nyaman, serta melestarikan budaya Betawi yang dipusatkan di Condet, Jakarta Timur.

Membangun Jakarta dengan ‘Uang Haram’ Pajak Judi

Untuk membangun mimpinya itu ia menghadapi keterbatasan anggaran. Lalu diambil langkah revolusioner nan kontroversial. Ali Sadikin melegalkan perjudian demi meningkatkan isi kas daerah.

Beragam bentuk perjudian, mulai dari kasino hingga lotere resmi dikendalikan dan diawasi sebagai sumber pemasukan guna membiayai pembangunan Jakarta yang sangat mendesak.

Bukan hanya judi, ia juga melegalkan tempat hiburan malam dan melokalisasi kawasan pelacuran di Kramat Tunggak. Keputusan berani yang menuai kritik keras dari berbagai kalangan dan tokoh masyarakat.

Baca Juga: Ide Gila Jenderal Prof Moestopo, Bentuk Barisan Pelacur dan Maling Hancurkan Belanda di Era Revolusi Kemerdekaan

Tetapi bagi dirinya, ini adalah sebuah upaya pragmatis yang perlu dilakukan agar Jakarta dapat bertahan dan berkembang.

Halaman:

Tags

Terkini