• Minggu, 21 Desember 2025

Mengenal Riwu Ga si ‘Angalai' Soekarno: Terompet Proklamasi dan Paspampres Pertama Indonesia yang Terlupakan

Photo Author
- Minggu, 10 Agustus 2025 | 09:00 WIB
Foto atas: Riwu Ga si terompet proklamasi tengah menggendong Guntur bersama Fatmawati (menggendong Megawati) dan Soekarno. Foto bawah: Riwu Ga bersama anaknya di hutan Gewang, pedalaman Pulau Timor. (Foto: Repro Buku Kako Lami Angalai)
Foto atas: Riwu Ga si terompet proklamasi tengah menggendong Guntur bersama Fatmawati (menggendong Megawati) dan Soekarno. Foto bawah: Riwu Ga bersama anaknya di hutan Gewang, pedalaman Pulau Timor. (Foto: Repro Buku Kako Lami Angalai)

Kartika, anak angkat Soekarno-Inggit, saat ditanya mau ikut siapa, spontan menjawab "ikut Ibu." Setelah itu, Riwu dipanggil masuk. KH Mas Mansyur bertanya, "Riwu, kamu mau ikut siapa, Bapak atau Ibu?" 

Riwu pun tertunduk, Ia menghadapi pilihan tersulit dalam hidupnya sebab Bung Karno dan Inggit sama-sama menyayangi dirinya. KH Mas Masyur mengulang lagi pertanyaan yang sama.

Baca Juga: Sjafrie Sjamsoeddin dan Kerusuhan Mei 1998, Uji Nyali Jenderal Tampan Eks Pengawal Kesayangan Soeharto

"Tiba-tiba muncul pikiran entah dari mana, kalau saya ikut Ibu, siapa yang menjaga Bung Karno? Dengan berat hati saya katakan ikut Bapak, tanpa berani memandang ke Ibu Inggit karena saya takut Ibu menyangka saya lebih sayang ke Bung Karno," ucap Riwu.

Ternyata Inggit mengerti perasaan Riwu. "Riwu, jaga Bapak baik-baik. Tapi kalau sempat, datang-datang menengok saya ke Bandung, ya," ujar Inggit. Ia menengok ke arah Bung Karno dan berkata, "Izinkan Riwu ke Bandung kalau dia ingin menjenguk saya. Juga kalau suatu saat saya butuh dia."

Itulah saat terberat bagi Riwu. Ia berada di keluarga tersebut sejak dari Ende hingga pedalaman Sumatra. 

Baca Juga: Menit-menit Mencekam Mei 1998, Saat BJ Habibie Copot Prabowo Subianto dari Pangkostrad

Seingat Riwu, sejak perpisahan itu, ia dua kali mengunjungi Inggit ke Bandung.

Dalam setiap kunjungan, pertanyaan Inggit ke Riwu selalu sama: Bagaimana keadaan Bapak? "Setiap pamit, pesan Bu Inggit pun selalu sama. 'Jaga Bapak baik-baik. Sebelum Bapak kawin lagi, kaulah yang Ibu percaya menjaga Bapak'," kenang Riwu.

Sejak itu, Riwu tak pernah sedikit pun jauh dari sisi Soekarno. Riwu selalu tidur di depan pintu kamar Soekarno. Ini bukan hal baru, sebab sejak masih berumah tangga dengan Inggit, Riwu memang tidur di depan pintu di dalam kamar pasangan tersebut.

Setelah bercerai dengan Inggit, hampir setiap malam ia harus memijat Soekarno. Setelah Si Bung terlelap, Riwu menggelar tikar di lantai untuk tidur. 

Baca Juga: Sejarah Macao Po, Pelopor Lokalisasi di Jakarta: Perempuan Sipit Didatangkan dari Makau China, Pelanggannya Pejabat Belanda dan Taipan

Sebetulnya Bung Karno melarang Riwu tidur di lantai, tetapi ia bergeming. Sebab ia lebih banyak berjaga ketimbang tidur. Selalu saja Soekarno terbangun dan mencari Riwu untuk meminta sesuatu. 

"Saya harus tidur di sampingnya ketika ia sakit," tuturnya. Pun, setiap kali Soekarno punya firasat berbahaya, ia meminta Riwu tidur di sampingnya.

Menikah di Rumah Proklamasi

Riwu termasuk yang menyarankan agar Soekarno menikahi Fatmawati setelah melihatnya selalu termenung pasca perceraian dengan Inggit.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Jimmy Radjah

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X