KONTEKS.CO.ID - Macao Po adalah lokalisasi pertama yang ada di Jakarta. Inilah cikal bakal dari lokalisasi Kramat Tunggak yang melegenda di Ibu Kota. Lokalisasi Kramat Tunggak sendiri telah punah di era Gubernur DKI Sutiyoso dan bersalin rupa menjadi Jakarta Islamic Centre yang megah.
Berdasarkan sejarahnya, bisnis esek-esek Macao Po sudah hadir sejak zaman kompeni Belanda, tepatnya abad ke-17. Lokalisasi ini hadir untuk melayani hasrat para hidung belang saat Jakarta masih bernama Batavia.
Rumah-rumah bordil yang menampung para pekerja seks komersial (PSK) ini rata-rata berupa rumah tingkat. Lokasinya berada di depan Stasiun Beos atau Jakarta Kota, tepatnya arah menuju ke Jalan Pangeran Jayakarta.
Baca Juga: Kisah Kivlan Zen: dari Aktivis Mahasiswa Hingga Jadi Tentara, Gagal Jadi Kopassus Gegara Makanan
Tapi, PSK yang bekerja di sana bukan sembarangan perempuan. Mereka diimpor langsung dari Macau, China.
Sekadar mengingatkan, Macau saat itu masih dalam kendali orang-orang Portugis. Layaknya Hong Kong di bawah otoritas Kerajaan Inggris.
Budayawan Betawi (alm) Ridwan Saidi mengatakan, nama lokalisasi Macao Po lantaran para PSK-nya memang berasal dari Macau, China.
Baca Juga: Salim Group, Raksasa Ekonomi yang Pernah Berada di Titik Terendah Bisnis, Politik, dan Krisis
"Gadis-gadis cantik bermata sipit itu mucnikari Portugis dan China datangkan langsung dari Macau untuk menghibur tentara Belanda yang bermarkas di kawasan Kota Tua," ujar Ridwan.
Selain serdadu Belanda, Macau Po juga menjadi persinggahan taipan atau orang-orang kaya China untuk mencari hiburan. Tak ketinggalan dengan pejabat Belanda.
Tak heran tempat ini identik dengan lokalisasi kelas atas, bahkan pengunjungnya kebanyakan para pejabat VOC alias Vereenigde Oostindische Compagnie.
Baca Juga: Kisah Kelam Isaac Newton, Jenius Sains yang Pernah Gagal dalam Investasi Saham
Pejabat yang datang ke sana juga terkenal sebagai pejabat hitam yang gemar bermain perempuan dan korupsi. Tak heran jika kemudian VOC, perusahaan konglomerasi pertama di dunia, kemudian bangkrut.
Pertumbuhan Ekonomi, Prostitusi, dan Penyakit Kelamin
Lamijo dalam buku "Prostitusi di Jakarta dalam Tiga Kekuasaan, 1930- 1959 Sejarah dan Perkembangannya" mencatat, perkembangan prostutusi di Jakarta tidak terlepas dari perkembangan fisik kota Jakarta sangat pesat. Awalnya merupakan kota pelabuhan tradisional di masa Sunda Kelapa lalu berkembang menjadi kota Batavia di masa kolonial Belanda.
Pada awal penjajahan Belanda tahun 1621 di masa kekuasaan Gubernur Jenderal JP Coen, di Batavia berkembang sistem pergundikan yang menjadi cikal bakal perkembangan prostitusi di Jakarta.
Seiring perkembangan ekonomi dan fisik kota Jakarta serta peran dan posisi Jakarta sebagai pusat pemerintahan Hindia Belanda, kebutuhan untuk menghadirkan selimut hidup bagi pada pejabat Belanda yang bertugas di Batavia meningkat drastis. .
Seiring ketenaran Macao Po, lama-kelamaan orang-orang kelas bawah yang juga ingin kenikmatan yang sama. Oleh sebab itu kawasan prostitusi juga berkembang dan tidak terkonsentrasi di satu tempat saja
Namun penjajah Belanda merilis aturan baru pada 1852. Aturan itu mengharuskan adanya pemisahan rumah bordil untuk kalangan militer dan sipil. Maka berdirilah kawasan-kawasan prostitusi untuk kalangan kelas bawah.
Baca Juga: Oesin Batfari, Kriminal yang Jalani Eksekusi Hukuman Mati Pertama di Indonesia
Di sebelah timur Macao Po (sekitar Jalan Jayakarta sekarang), muncul lokalisasi prostitusi kelas rendah bernama Gang Mangga. Lokalisasi ini sangat hype di masa itu. Saking terkenalnya Gang Mangga, muncul istilah 'sakit Mangga'.
Artikel Terkait
Sejarah Lokalisasi Gang Dolly: Mengaku Bukan Germo, Sakit Hati Advenso Dollyres Chavit Terbawa Sampai Mati
Gang Dolly Ditutup, Ini 5 Lokalisasi di Kota Surabaya yang Sempat Melegenda
Sejarah Lokalisasi Saritem: Ragam Versi Nyai Saritem, Mojang Cantik Gundik Belanda yang Jadi Lokalisasi Tertua di Bandung
Polisi Gerebek Rumah Kos Sarang Prostitusi di Pesanggrahan Bertarif Hingga Rp500 Ribu
Praktik Prostitusi Online Merebak di Kawasan Sekitar IKN, Satpol PP Sudah Dua Kali Razia