Namun di balik pengaruhnya, Nugroho menuai banyak kritik dari kalangan sejarawan independen.
Ia dituduh mengabaikan keberagaman sumber, menyingkirkan suara korban kekerasan pasca-1965, dan menyederhanakan kompleksitas sejarah demi kepentingan penguasa.
Karena peran besarnya dalam mengukuhkan narasi tunggal yang menyingkirkan kebenaran lain, Nugroho kerap dijuluki "koruptor sejarah" oleh para kritikus.
Julukan "koruptor sejarah" bukan semata label emosional, melainkan refleksi atas praktik manipulasi pengetahuan sejarah yang berdampak panjang terhadap ingatan kolektif bangsa.
Baca Juga: Menit-menit Mencekam Mei 1998, Saat BJ Habibie Copot Prabowo Subianto dari Pangkostrad
Mugroho merupakan cermin dari bagaimana sejarah bisa menjadi alat kekuasaan, bukan sekadar catatan masa lalu.
Arsitek Narasi Tunggal Orde Baru
Narasi Nugroho Notosusanto sebagai tokoh penting dalam historiografi Indonesia memang benar adanya. Hanya, karyanya menuai kritik luas karena menyingkirkan suara korban, kelompok sipil, dan keragaman tafsir sejarah.
Ia menjadi penyusun utama narasi resmi peristiwa G30S/PKI versi militer, lengkap dengan film dokumenter dan buku pelajaran yang dikonsumsi jutaan pelajar sejak 1980-an.
Film tersebut menggambarkan PKI sebagai pelaku kekejaman dan militer sebagai penyelamat bangsa. Banyak sejarawan menyebutnya sebagai alat propaganda karena diputarkan secara wajib di sekolah dan TV selama bertahun-tahun.
Nugroho juga menghapus atau mengaburkan banyak fakta sejarah yang tidak sejalan dengan kepentingan rezim.
Buku "The Coup Attempt of the September 30 Movement in Indonesia" turut menjadi warisan kontroversial. Karya ini dikritik karena hanya memakai sumber-sumber militer dan tidak memuat suara korban atau pihak sipil.
Sejarawan seperti Katherine McGregor dan Asvi Warman Adam menyebut Nugroho sebagai propagandis utama Orde Baru, bukan peneliti yang netral.
"Nugroho adalah sejarawan istana, karyanya lebih banyak berfungsi sebagai legitimasi kekuasaan Orde Baru," tulis Asvi dalam tulisan berjudul ‘Menguak Misteri Sejarah’ yang dimuat di Harian Kompas pada 2004.
Artikel Terkait
DPR Panggil Fadli Zon untuk Klarifikasi Ucapan Tragedi Mei 98 Hanya Rumor
Koalisi Masyarakat Sipil Desak Fadli Zon Minta Maaf Soal Ucapan Tragedi Mei 98: Cederai Korban dan Langgengkan Impunitas
Fadli Zon Tolak Minta Maaf Soal Pernyataan Pemerkosaan Massal Mei 98
Aktivis 98: Pernyataan Fadli Zon Mengingkari Luka Bangsa dan Mengkhianati Kebenaran Sejarah
Fakta Pemerkosaan Massal Mei 1998 yang Disangkal Fadli Zon, Ita Fatia Nadia: Keponakan Teman Habibie Jadi Korban