• Minggu, 21 Desember 2025

Kisah Kivlan Zen: dari Aktivis Mahasiswa Hingga Jadi Tentara, Gagal Jadi Kopassus Gegara Makanan

Photo Author
- Senin, 5 Mei 2025 | 09:38 WIB
Mayjen (Purn) Kivlan Zen, prajurit tempur Kostrad yang pernah mengikuti pendidikan Komando.
Mayjen (Purn) Kivlan Zen, prajurit tempur Kostrad yang pernah mengikuti pendidikan Komando.

Baca Juga: Sejarah The North Face: Berawal dari Toko Outdoor yang Salah Lokasi, Empat Kali Ganti Pemilik, Hingga Berkibar di Paris Fashion Week

Kivlan kecewa dengan keputusan itu, sebab yang melanggar adalah Hadi Utomo. Namun sebagai tentara ia tak berdaya melawannya.

Setelah pendaratan di Benteng Pendem, Kivlan dan Hadi pulang ke Cijantung tanpa mengenakan wing komando. Mereka harus menunggu Pelatihan Komando di tahun berikutnya agar bisa memasang wing kebanggaaan itu di dada.

Sayangnya, pada tahun 1972 jumlah personel Kopassus malah dikurangi, sebab alasannya tidak ada perang besar dan untuk menghemat keuangan negara. Pendidikan Komando baru digelar lagi tiga tahun kemudian, yaitu pada 1975.

Baca Juga: SDSB: Hikayat Judi Legal di Indonesia di Era Orde Baru, Jejaknya Ada Sejak Zaman Soekarno untuk Bangun Jakarta

Di markas Kopassus Cijantung, Kivlan Zen menjadi staf personel. Ia memang mengenakan baret merah, tetapi tanpa wing komando.

Kivlan lalu menemui Komandan Kompi Latihan Komando 2, Kapten Muchlis Anwar. Muchlis menasehati Kivlan agar tidak berkecil hati. "Kapten Muchli bilang hal yang kualami (tidak lulus Pelatihan Komando) bukanlah akhir dari karierku," ujar Kivlan dalam bukunya.

Muchlis menyarankan agar Kivlan pindah ke Kodam yang ada operasi militernya untuk mengembangkan karier. Akhirnya Kivlan meminta pindah ke Irian Jaya (saat ini Papua)yang saat itu masih merupakan daerah tempur. "Aku ingin membuktikan kempuan tempurku," tekad Kivlan.

Baca Juga: Pendiri KFC Kolonel Sanders: Bersahabat dengan Kegagalan, Resepnya Ditolak 1.008 Restoran, Baru Sukses di Usia 60 Tahun

Hadi Utomo sendiri mengajukan pdah ke Kodam Jaya namun ditolak oleh atasannya. Ia dan Kivlan sama-sama dipindahkan ke Kodam XVII/Cendrawasih dan bertugas di Yonif 753.

Dari batalyon yang berada tepat di puncak Bukit Mc Arthur Ifar Gunung itu, kemampuan tempur dan prestasi Kivlan pun terus melesat tinggi, bahkan pernah mendapat kenaikan pangkat luar biasa (KPLB).***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Jimmy Radjah

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X