Selama kurang lebih tiga tahun, ia terlibat dalam berbagai proyek konsultasi di sektor keuangan maupun industri besar.
Pengalaman tersebut menjadi bekal penting untuk memahami seluk-beluk dinamika korporasi.
Pada tahun 2010, Nadiem mendirikan Gojek, yang mulanya hanya berupa layanan pemesanan ojek melalui call center.
Baca Juga: Demo Akhir Agustus, Analis: Banyak Pihak yang Bermain
Inovasi ini berkembang pesat hingga menjelma menjadi aplikasi transportasi dan layanan on-demand terbesar di Indonesia.
Kesuksesan Gojek membuat Nadiem dikenal sebagai salah satu pengusaha muda paling berpengaruh di Asia Tenggara.
Lewat inovasinya, ia tidak hanya mengubah wajah transportasi perkotaan, tetapi juga membuka jutaan lapangan kerja baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi digital nasional.
Baca Juga: 100 Pasangan Muda Ikut Nikah Massal, Ikat Janji Suci di Masjid Istiqlal
Sebagai menteri, Nadiem meluncurkan kebijakan besar "Merdeka Belajar", termasuk penghapusan Ujian Nasional (UN) yang diganti dengan asesmen kompetensi minimum dan survei karakter.
Ia juga mendorong digitalisasi pendidikan dengan program pengadaan laptop Chromebook untuk sekolah, yang kala itu dianggap solusi mendesak bagi pembelajaran jarak jauh di masa pandemi.
Namun, program inilah yang akhirnya menyeretnya ke pusaran hukum.
Kasus Korupsi Chromebook
Nadiem diduga melanggar sejumlah aturan, termasuk:
- Perpres No. 123 Tahun 2020 tentang Petunjuk Teknis Dana Alokasi Khusus Fisik
- Perpres No. 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Artikel Terkait
Kejagung Bakal Bongkar Keuntungan yang Digondol Nadiem dari Pengadaan Laptop Chromebook
Kejagung: Nadiem Makarim Bertemu Pihak Google, Langsung Putuskan Gunakan Sistem Chromebook Sebelum Pengadaan Dimulai
Tersangka Korupsi Laptop Chromebook, Nadiem Makarim Sebut Allah Tahu Kebenarannya
Harta Nadiem Makarim Tembus Rp600 Miliar: Deretan Properti Senilai Rp57,7 M Tersebar hingga NTT
Tanggal Keramat 4 September: Franka Franklin Diberkati Paus, Nadiem Makarim Ditahan Kejagung