KONTEKS.CO.ID - Doa sarat makna spiritual dan pesan kebangsaan mengalir dari Kediaman KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Jakarta Selatan, Sabtu, 20 Desember 2025.
Menteri Agama (Menag), Nasaruddin Umar memimpin doa dalam peringatan Haul ke-16 Presiden ke-4 Republik Indonesia itu, dengan penekanan pada permohonan ampunan, keselamatan, serta harapan agar persatuan umat dan bangsa tetap terjaga.
Peringatan haul tersebut dihadiri oleh keluarga besar Gus Dur, sejumlah tokoh nasional lintas agama dan latar belakang, di antaranya Mahfud MD, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Fauzi, Uskup Agung Kardinal Ignatius Suharyo, Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Kamaruddin Amin, serta jajaran pejabat Kementerian Agama.
Baca Juga: Sama-sama Jadi Pahlawan, Kenapa Nama Gus Dur dan Marsinah Dipakai, Soeharto Tidak? Ini Jawaban Pigai
Mengawali doanya, Menag memanjatkan puji-pujian kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan memohon agar seluruh hadirin, sekaligus bangsa Indonesia, senantiasa diberikan petunjuk di jalan yang lurus.
“Ya Tuhan semesta alam, hanya kepadaMu kami menyembah dan hanya kepadaMu kami memohon pertolongan. Petunjuk kami adalah jalan yang lurus, jalan orang-orang yang Engkau nikmati, bukan jalan orang-orang yang tersesat” serunya, seperti dikutip pada Minggu, 21 Desember 2025.
Dalam suasana yang khidmat, Menag kemudian memohon agar majelis haul tersebut menjadi wasilah turunnya ampunan dan rahmat Allah Subhanahu wa Ta'ala Ia berharap tidak ada satu pun hajat yang tertinggal dari para jamaah yang hadir.
“Ya Allah, janganlah Engkau biarkan kami berpisah dari majelis ini kecuali dengan dosa yang diampuni, permohonan yang disyukuri, amal saleh yang diterima, dan perdagangan yang tidak akan pernah gagal,” tuturnya.
Tak hanya berisi permohonan personal dan kolektif, doa Menag juga menyinggung dimensi keumatan dan keteguhan dalam menjaga nilai-nilai keislaman.
Ia memohon kekuatan bagi Islam dan umat muslim dalam menghadapi berbagai tantangan zaman.
“Ya Allah, berilah kami kemenangan dalam membela agama. Ya Allah, kuatkan Islam dan kaum muslimin. Kepada-Mu kami berdoa dan bersujud, dan untuk-Mu kami berjuang dan berkorban. Kami mengharapkan rahmat-Mu dan takut akan azab-Mu.” lanjut Menag.
Seruan Rawat Persatuan Nasional
Menutup rangkaian doanya, Menag kembali menegaskan permohonan agar bangsa Indonesia selalu diberi petunjuk yang lurus, dijauhkan dari perpecahan, serta dari segala bentuk keburukan yang dapat merusak persatuan nasional.
“Tunjukkanlah kami jalan yang lurus. Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang Engkau murkai, dan bukan (jalan) mereka yang sesat,” ujar Menag.
Artikel Terkait
Mensos Sebut Soeharto, Gus Dur Hingga Marsinah Penuhi Syarat Jadi Pahlawan Nasional
10 Tokoh Ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional 2025, Termasuk Soeharto, Gus Dur, Marsinah dan Syaikhona Kholil Bangkalan
Profil Gus Dur, Presiden RI ke-4 yang Ditetapkan Jadi Pahlawan Nasional 2025
Sama-sama Jadi Pahlawan, Kenapa Nama Gus Dur dan Marsinah Dipakai, Soeharto Tidak? Ini Jawaban Pigai
Haul Gus Dur, Yenny Wahid: Ormas Keagamaan Kelola Tambang Lebih Besar Mudaratnya, Kembalikan ke Negara