Job Fair Dinilai Kuno, Bhima Yudhistira Soroti Kericuhan di Bekasi dan Desak Reformasi Sistem Rekrutmen

KONTEKS.CO.ID - Kericuhan dalam pelaksanaan job fair di Bekasi menjadi sorotan publik dan memunculkan kritik dari berbagai pihak, salah satunya Bhima Yudhistira Adhinegara, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios).

Menurutnya, konsep job fair sudah tak relevan di era digital, terlebih jika masih mengharuskan ribuan pencari kerja hadir secara fisik di satu tempat.

Menurut Bhima, sistem rekrutmen kerja seharusnya bisa beradaptasi dengan perkembangan teknologi.

Baca Juga: Berkah Libur Panjang Kenaikan Isa Almasih, KAI Sukses Jual 603 Ribu Tiket Kereta Api

Informasi lowongan dapat disebarluaskan melalui media sosial, aplikasi, hingga situs web perusahaan tanpa harus mengundang kerumunan besar yang berisiko menimbulkan kekacauan seperti yang terjadi di Cikarang.

Solusi Alternatif: Data Fresh Graduate dan Korban PHK

Bhima menekankan bahwa pemerintah maupun perusahaan dapat menggunakan data lulusan baru atau korban PHK yang tercatat di BPJS Ketenagakerjaan untuk menyasar pelamar kerja secara lebih efisien.

Dengan begitu, proses perekrutan bisa berjalan lebih cepat, murah, dan aman.

Baca Juga: Cerita Siswa Lulusan Barak Militer TNI di Jawa Barat Mengaku Betah dan Ingin Balik Lagi!

Ia juga menyebut bahwa metode digital tidak hanya mempermudah pelamar kerja, tapi juga menghemat biaya dan waktu mereka.

"Kenapa harus repot-repot datang berdesak-desakan, kalau bisa melamar lewat gawai dari rumah?" ujarnya dalam diskusi daring pada 30 Mei 2025.

Job Fair Bekasi: Antusiasme Tinggi, Fasilitas Kurang Memadai

Job fair yang digelar Dinas Ketenagakerjaan Bekasi di President University, Cikarang, pada 27 Mei lalu memicu kericuhan.

Baca Juga: Luca Marini Cabut dari Suzuka! Sinyal Balik ke Tim Kakak atau Honda Bikin Dia Illfeel?