Pada 16 Juli 1970, siswa SD bernama Timothy Pesik yang usianya sembilan tahun pulang dari sekolahnya di dekat Pecinan Jakarta
Tak jauh dari sekolah, sebuah mobil berwarna hitam berhenti mengawasi. Dua orang pemuda turun dari mobil dan menculik Timothy.
Satu jam kemudian sebuah surat tergeletak di depan rumah Timothy. Isi surat itu adalah permintaan uang tebusan sebesar Rp20 juta. Penculik mengultimatum penyerahan uang itu dalam tempo tiga hari.
Baca Juga: Pembunuhan Johnny Mangi, Petrus, dan Teror Dahsyat Orde Baru ke Pers Indonesia
Kabar penculikan itu menjadi berita besar di penjuru ibu kota. Selain Timothy anak orang terpandang, permintaan nilai tebusannya juga sangat fantastis pada masa itu.
Sayangnya, kepolisian belum memiliki sumber daya yang canggih dan mumpuni untuk melacak kasus penculikan seperti ini.
Kepala Kepolisian Metro Jaya yang kenal dekat dengan Nuril Rahman mendengar bahwa satuan yang dipimpin temannya ini punya kemampuan yang unik dan canggih. Bagi Satsus Intel sendiri, operasi "sapu bersih" adalah ajang uji coba atas kemampuan mereka.
Baca Juga: Gebrakan Soemarno Sosroatmodjo, Gubernur DKI Kakek Bimbim Slank Bangun Perumahan Murah di Jakarta
Tim Satsus Intel menyadap telepon di rumah ayah Timothy. Satuan ini juga melakukan pengintaian selama 24 jam penuh di sekitar rumah tersebut.
Satsus Intel akhirnya bisa melacak lokasi penculik lewat identifikasi percakapan telepon.
Pada 27 Juli 1970 polisi berhasil menggerebek rumah persembunyian mereka. Tim menemukan Timothy dalam keadaan selamat dan menangkap lima orang penculik dalam tempo 10 hari.
Baca Juga: Pendisiplinan Kepala ala Rezim Orba, Dari Razia Rambut Gondrong Berujung Maut Hingga Tak Boleh Punya KTP
Selain kasus penculikan, Satsus Intel juga pernah membongkar jaringan pengedar mata uang asing palsu yang dikendalikan oleh seorang warga negara AS bernama Bernard. Dia bekerja sama dengan pengusaha Indonesia keturunan Tionghoa bernama Muchsin Rustandi.
Operasi bersandi "gigi palsu" ini cukup rumit karena terkait dengan politik luar negeri dan melibatkan sejumlah jenderal terpandang di Indonesia.***
Artikel Terkait
Seo Kang Joon Jadi Intel di Drama Komedi Undercover High School, Berikut Sinopsis dan Jadwal Tayangnya!
Demi Pepet NVIDIA dan AMD, Intel Tega PHK 15.000 Pekerja
Intelijen Israel Sebut Iran Lakukan Persiapan Serangan Lebih Besar dari Bulan April Lalu
HP Omen 16 Max: Laptop Gaming Terbaru dengan Prosesor Intel Core Ultra 9 dan GPU Nvidia RTX 5080
Benny Moerdani, Raja Intel 'Anti Islam' yang Pernah Bantu Taliban, Saat Meninggal Sempat Dikafani dan Dibacakan Yasin