Starbucks secara brilian berinovasi mengembangkan program loyalty berupa kartu Starbucks Gift Card. Kartu tersebut terkoneksi dengan aplikasi My Starbucks yang meluncur pada 2009.
Rahasia Bisnis Starbucks: Kartu Pelanggan Starbucks
Pelanggan Starbucks yang menggunakan kartu loyalty ini bakal mendapatkan poin yang bisa ditukar dengan reward tertentu.
Baca Juga: Kisah Demmo dan Atax, Dua Mobnas Indonesia Pertama yang Lahir di Zaman Penjajahan Belanda
Kartu Starbucks atau aplikasi juga bisa diisi dengan deposito uang. Saldonya bisa dipakai untuk membayar pembelian produk Starbucks.
Konsep ini layaknya top-up dana di dompet digital. Bedanya, saldo di dompet digital bisa untuk membayar beragam kebutuhan dari berbagai vendor lain.
Tapi kalau deposit di aplikasi dan kartu Starbucks, pelanggan hanya bisa membeli produk-produk di gerai Starbucks.
Baca Juga: Eva Braun, 'Si Pirang Bodoh' Istri Sehari Adolf Hitler, Nyatanya Pemain Politik Kunci di Third Reich
Pertanyaanya, apa untungnya untuk pelanggan?
Kalau praktiknya hanya untuk membeli produk satu merek, tentu sudah banyak merek menjalani promosi yang sama.
Menariknya, program loyalty Starbucks sukses menarik pelanggan untuk bisa mendapatkan poin dan reward tertentu. Seperti diskon atau gratis kopi dan cake.
Baca Juga: Syarifah Nawawi, Kasih Tak Sampai Tan Malaka Sang Bapak Republik
Strategi ini mungkin dijalankan juga oleh banyak bisnis lain. Tetapi bedanya, Starbucks sudah mempunyai basis pelanggan setia yang besar. Aplikasinya juga menjadi platform restoran paling populer daripada restoran lain.
Ya, Starbucks bisa melakukan hal yang tak bisa dijalani brand lain.
Artikel Terkait
Starbucks Luncurkan Kopi Rasa Babi, Harganya Rp150.000, Mau Coba?
Aksi Boikot Gencar, Starbucks Indonesia Batalkan 100 Gerai Baru
Starbucks Laporkan Laba Lebih Rendah di Tengah Tantangan Ekonomi, Turun 15 Persen
Laba Anjlok di Kuartal I 2024, Starbucks Ambil Langkah Ini
Masih Didera Gerakan Boikot, Kini Ratusan Gerai Tutup karena Karyawan Starbucks Mogok Kerja