Meninggalkan kariernya di perusahaan manufaktur kopi asal Swedia, Hammarplast, Schultz memutuskan bergabung ke Starbucks. Ia menjadi manajer retail operations and marketing pada tahun 1982.
Tiga tahun kemudian, Schultz memutuskan mundur setelah tak dapat mengajak Baldwin dan Bowker untuk mengembangkan ide membuat kafe seperti di Italia yang menjamur.
Kemudian ia memulai rantai kopinya sendiri yang disebut Il Giornale. Usahanya sukses dan berkembang ke beberapa kota di AS.
Lalu pada 1987, Schultz membeli Starbucks melalui bendera Il Giornale dari tangan Baldwin dan Bowker dengan dukungan investor.
Baca Juga: Mengenal John D Arnold, Penyuka Matematika yang Jadi Legenda Trader AS di Usia Belia
Howard Schultz pun mengangkat diri sebagai CEO baru hingga berhasil mengepakan sayap bisnis Starbucks ke pelosok dunia.
Di tangan Schultz, Starbucks akhirnya mengembangkan gerai yang berkonsep kafe hingga mencapai 2.000 gerai.
Sejak saat itu Starbucks terus melaju dengan puluhan juta pelanggan yang tersebar di berbagai negara.
Tergerus Bisnis Properti
Pada 2001, Schultz mengumumkan mundur dari jabatan CEO. Ini diikuti dengan mengurangi kegiatan operasional sehari-hari perusahaan.
Sayangnya bisnis ini juga tak tahan krisis. Pada 2008, ketika negeri Paman Sam mengalami puncak krisis karena kejatuhan harga properti, bisnis Starbucks ikut terkena getahnya.
Mereka harus menutup 600 gerainya. Satu tahun berlalu, krisis ekonomi AS belum mereda dan berimbas 300 gerai lainnya harus menutup diri. Dampak lainnya, ribuan karyawan terkena PHK.
Merasa terpanggil, Howard Schultz kembali ke kursi CEO. Di tengah kondisi bisnis yang lesu, keluarlah reformasi radikal yang fundamental terhadap konsep bisnis.
Artikel Terkait
Starbucks Luncurkan Kopi Rasa Babi, Harganya Rp150.000, Mau Coba?
Aksi Boikot Gencar, Starbucks Indonesia Batalkan 100 Gerai Baru
Starbucks Laporkan Laba Lebih Rendah di Tengah Tantangan Ekonomi, Turun 15 Persen
Laba Anjlok di Kuartal I 2024, Starbucks Ambil Langkah Ini
Masih Didera Gerakan Boikot, Kini Ratusan Gerai Tutup karena Karyawan Starbucks Mogok Kerja