Pujian juga disampaikan Ruslan Abdul Ghani, tokoh penting pertempuran Surabaya. Ia menyebut Jasin dan pasukannya sebagai model pertama perjuangan di Surabaya.
Keberanian dan keteguhan hati pasukan polisi istimewa membuat mereka bukan hanya dikagumi oleh kawan, tetapi juga disegani oleh lawan.
Hal ini terdapat dalam pernyataan resmi dari Van der Wall selaku Menteri Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan atau Ministerie van Onderwijs en Wetenschappen.
"Polisi istimewa di waktu (perlawanan) Jepang pimpinan M Jasin tidak lain adalah satu kekuatan tempur militer," puji Van der Wall.
Baca Juga: Menyingkap Sejarah Richard Mille, Jam Tangan Ultra Mewah Milik Sahroni yang Sempat Dijarah Warga
Bapak Brimob Didikan 2 Negara
Nama Moehammad Jasin tercatat dengan tinta tebal dalam sejarah Kepolisian Republik Indonesia. Ia kemudian dikenal sebagai Bapak Brigade Mobil (Brimob), pasukan elite kepolisian yang sejak awal berdiri berperan penting dalam mempertahankan kemerdekaan dan menjaga stabilitas bangsa.
Lahir di Bau-Bau, Buton, Sulawesi Tenggara, pada 9 Juni 1920, Jasin merupakan anak laki-laki satu-satunya dari pasangan Haji Mekah asal Bone dan Siti Rugayah asal Maros, Sulawesi Selatan. Sejak kecil, Jasin dikenal tekun dan disiplin, dua sifat yang kelak menjadi dasar karier panjangnya di dunia kepolisian dan perjuangan nasional.
Mengutip laman Ikatan Keluarga Pahlawan Nasional Indonesia (IKPNI), perjalanan pendidikan Jasin dimulai di Volkschool Bau-Bau, kemudian berlanjut ke Hollands Inlandsche School (HIS) dan Schakel School di Makassar.
Baca Juga: Potret Buram Mayor Sabarudin, Tentara Psikopat Era Kemerdekaan yang Cuma Tunduk pada Tan Malaka
Ia menamatkan pendidikan menengah di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) Makassar sebelum akhirnya menapaki jalan pengabdian di dunia kepolisian.
Pada tahun 1941, Jasin diterima di Sekolah Polisi Sukabumi, Jawa Barat, sebuah lembaga pendidikan kepolisian modern yang kala itu menjadi tempat pembinaan kader-kader polisi Hindia Belanda. Setelah lulus, ia bertugas sebagai Hoofd Agent di kantor Polisi Seksi III Bubutan, Surabaya.
Namun, masa tenangnya tak berlangsung lama. Ketika Jepang menduduki Indonesia, sistem kepolisian berubah drastis. Jasin kembali ke Sukabumi untuk mengikuti pendidikan kepolisian bergaya militer ala Jepang.
Setelah lulus, ia ditugaskan di Gresik dan menjadi instruktur di Sekolah Polisi Surabaya, tempat melatih calon anggota Tokubetsu Keisatsu Tai (Polisi Istimewa), cikal bakal Brimob. Di sini, Jasin tak hanya mengajarkan disiplin kepolisian, tapi juga taktik kemiliteran dan semangat kebangsaan.
Nama Jasin benar-benar bersinar setelah peristiwa Konferensi Djawatan Kepolisian Negara di Purwokerto pada 14 November 1946. Hari itu pula terbentuk satuan khusus bernama Mobiele Brigade (Mobbrig) — yang kemudian dikenal sebagai Brigade Mobil (Brimob).
Artikel Terkait
Sejarah Hari Pahlawan 10 November 1945: Jenderal Inggris dan 1.600 Tentaranya Tewas di Tangan Pejuang
Sejarah Singkat Neraka Kota Surabaya di Balik Peringatan Hari Pahlawan 10 November
Detik-Detik Menegangkan Pasukan Gabungan Brimob dan TNI Evakuasi 6 Anggota Kopassus yang Dikepung Massa Rusuh SARA di Yalimo, Papua Pegunungan
Mutasi Pati dan Pamen Polri, Kapolri Bersih-Bersih Korps Brimob dan Intelkam: Dankorbrimob-Kabaintelkam Dicopot!
Hari Pahlawan 10 November 2025: Peringatan Nasional Tanpa Libur