KONTEKS.CO.ID - Bulan Juni kerap disebut sebagai 'Bulan Bung Karno'. Sebab, ada sejumlah momen yang berkelindan dengan sang Proklamator. Di antaranya, 1 Juni yang ditetapkan sebagai Hari Lahir Pancasila. Tanggal 6 Juni 1901 yang juga bertepatan dengan Idul Adha 1446 Hijriah merupakan tanggal kelahiran Soekarno, 'Putra Sang Fajar'.
Kemudian, tanggal 21 Juni tepatnya hari Minggu tahun 1970 'Penggali Pancasila' itu wafat dan dimakamkan di tanggal yang sama di Blitar, Jawa Timur. Pada Juni 2025 saat ini, umat Islam dunia berkumpul di Mekkah, Arab Saudi untuk menunaikan ibadah haji.
Artikel ini menulis sekelumit kisah perjalanan dan momen Presiden RI ke-1 itu menunaikan ibadah haji, rukun Islam kelima. Ya, meski tak sama persis, saat berangkat ke Tanah Suci 'Pemimpin Besar Revolusi' itu terjadi pada bulan Juli.
Pagi 18 Juli 1955, Lapangan Terbang Kemayoran ramai dipadati ribuan orang. Mereka berduyun-duyun datang untuk melihat dan melepas keberangkatan Presiden Soekarno bersama rombongan yang terdiri dari 31 orang ke Tanah Suci.
Tiba di Kemayoran, Soekarno -- yang kerap dijuluki 'Singa Podium' yang mana jika berpidato kerap berapi-api dan membakar semangat jutaan rakyat Indonesia, tak lupa menyampaikan amanatnya.
Saat itu, ia berpamitan kepada seluruh rakyat Indonesia. Meminta doa restu dari rakyat yang ia perjuangkan kemerdekaannya sepanjang hidupnya.
"Hari ini saya minta pamit dari seluruh lapisan rakyat di manapun saudara-saudara berada di Tanah Air kita. Saya minta doa selamat dari saudara-saudara sekalian," ujar Soekarno, menukil Harian Merdeka, 19 Juli 1955.
Peristiwa Bung Karno menunaikan ibadah haji itu menjadi yang paling menghebohkan dan belum pernah terjadi sebelumnya.
Berangkat Sebagai Muslim dan Kepala Negara
Terbang dari Kemayoran, pesawat yang membawa Soekarno dan rombongan singgah atau transit di banyak negara seperti Thailand, Singapura, India, Irak, Mesir, dan Uni Emirat Arab.
Di Kairo, Mesir, Presiden dan rombongan menginap di Istana Koubbah.
"Istana bekas Raja Faruk ini indah sekali," tulis Mangil Martowidjojo, komandan polisi pengawal pribadi presiden, dalam buku 'Kesaksian tentang Bung Karno 1945-1967'.
Artikel Terkait
Cegah Heat Stroke saat Armuzna: Ini Tips Sehat bagi Jemaah Haji
Puncak Haji, Jemaah Waspadai Cuaca Ekstrem Hingga 50 Derajat dan Batasi Aktivitas Ibadah Sunah
Duit Putri Haji Isam Melimpah Ruah, Liana Saputri Pemilik Satu-satunya BMW M850i xDrive First Edition di Indonesia
Alasan Jangan Mudah Tergiur Tawaran Haji Furoda, Risikonya Memang Tinggi
Jelang Puncak Haji, Besok Jutaan Jemaah Didorong ke Padang Arafah untuk Wukuf