• Minggu, 21 Desember 2025

Dua Ilmuwan Muda RI Temukan Senyawa Baru Bernama Juanleoxy Fahrulanoside: Zat Pengendali Diabetes yang Diakui Dunia

Photo Author
- Kamis, 25 September 2025 | 14:37 WIB
Kiri ke kanan -Fahrul Nurkolis dan Juan Leonardo- peneliti muda Indonesia temukan senyawa pengendali penyakit diabetes saat menjadi pembicara di ICN 2025 Paris. (IG.com Fahrul Nurkolis)
Kiri ke kanan -Fahrul Nurkolis dan Juan Leonardo- peneliti muda Indonesia temukan senyawa pengendali penyakit diabetes saat menjadi pembicara di ICN 2025 Paris. (IG.com Fahrul Nurkolis)

KONTEKS.CO.ID – Indonesia kembali berkontribusi terhadap sains dunia Kesehatan. Kontribusi itu diberikan oleh dua ilmuwan muda asal Indonesia, yaitu Juan Leonardo dan Fahrul Nurkolis.

Keduanya berkolaborasi sehingga menorehkan prestasi internasional melalui penemuan senyawa baru bernama Juanleoxy Fahrulanoside (C12H23NO9).

Dengan temuan senyawa ini, Juan Leonardo dan Fahrul didaulat sebagai pembicara pada International Congress of Nutrition (ICN) 2025 di Paris, Prancis. Tepatnya pada tanggal 24 hingga 29 Agustus 2025.

Baca Juga: Campuran Sagu dan Singkong Jadi Alternatif Pakan Unggas di Indonesia, Harga Ayam Lebih Terjangkau

Dalam penjelasannya, Juan menyampaikan, senyawa Juanleoxy Fahrulanoside ditemukan manfaatnya melalui pendekatan bioinformatika. Dan senyawa terbukti menargetkan GLP-1 modulator, reseptor penting dalam pengendalian diabetes.

"Mekanisme ini berfungsi menurunkan kadar gula darah setelah makan, menaikan rasa kenyang, dan sekaligus mendukung kesehatan metabolisme," ungkap Juan, mengutip Kamis 25 Septembet 2025.

Ia menambahkan, senyawa itu sekarang sudah terdaftar di National Library of Medicine. Kemudian dalam proses pengajuan hak paten.

Penelitian mereka berawal dari eksplorasi terhadap Delites, obat herbal berbasis formula tradisional China yang telah lama dimanfaatkan di Indonesia.

Baca Juga: Mengenal Lebih Dekat Zagy Berian, Jebolan ITB yang Kini Jadi Penasihat Muda Sekjen PBB untuk Perubahan Iklim

Kemudian uji laboratorium memperlihatkan perubahan signifikan pada marker metabolic. Lalu hasil riset telah dipublikasikan di Frontiers in Nutrition (Swiss), jurnal internasional bereputasi kategori Scopus Q1.

Di sisi lain, Fahrul mengatakan, riset ini bisa berhasil tidak terlepas dari dukungan dan kolaborasi para pakar senior. Antara lain, Rony dari Universitas Sumatera Utara (USU) dan Nurpudji dari Universitas Hasanudin (Unhas).

“Dukungan dan peran mereka berdua turut memperkuat validitas metode ilmiah dalam tim penelitian ini,” aku Juan.

ICN adalah kongres empat tahunan yang diselenggarakan International Union of Nutritional Sciences (IUNS). Organisasi gizi dunia yang diakui UNESCO dan WHO, serta mendapat dukungan langsung dari Presiden Prancis, Emmanuel Macron.

Baca Juga: Tim Bayucaraka ITS Rebut Gelar Juara Kompetisi UAV di Teknofest 2025 Turki

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Iqbal Marsya

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X