KONTEKS.CO.ID - Indonesia segera menandai lompatan besar dalam dunia astronomi dan sains geospasial dengan hadirnya teleskop radio berteknologi tinggi pertama di tanah air.
Institut Teknologi Bandung (ITB) memastikan Teleskop Radio Very Long Baseline Interferometry (VLBI) Global Observing System (VGOS) di Observatorium Bosscha akan segera beroperasi.
Pembangunan infrastruktur ilmiah strategis ini menjadi komitmen kuat ITB dalam memperkuat posisi Indonesia di bidang riset astronomi global, serta mendukung kemajuan teknologi di sektor geodesi, telekomunikasi, hingga rekayasa perangkat lunak.
Baca Juga: Tahun Ini Indonesia Punya Observatorium Nasional Timau, Lebih Hebat dari Bosscha
Proyek ini merupakan kolaborasi antara ITB dengan Shanghai Astronomical Observatory – Chinese Academy of Sciences (SHAO–CAS), dan menjadi tonggak baru dalam sejarah pengembangan sains nasional.
Kepala Biro Kemitraan ITB, Taufiq Hidayat menjelaskan, teleskop ini akan bergabung dalam jaringan pengamatan global bersama stasiun teleskop radio dari berbagai negara.
“Keberadaan teleskop radio di ekuator sangat dibutuhkan mengingat hanya ada satu stasiun teleskop radio di sekitar ekuator, yakni di Brazil,” terang Taufiq, seperti dikutip dari laman resmi ITB, Senin, 24 November 2025.
Selama ini, fasilitas VLBI banyak terkonsentrasi di wilayah utara bumi. Sementara kawasan ekuator masih sangat minim fasilitas serupa dan beberapa negara baru tahap membangun. Lokasi Indonesia dinilai strategis untuk mengisi celah tersebut.
ITB menargetkan Indonesia menjadi penghubung penting jaringan teleskop radio global, terutama dalam regional AOV (Asia-Oceania VLBI Group for Geodesy and Astrometry), subgrup dari IVS (International VLBI Service for Astrometry and Geodesy).
Dengan begitu, Indonesia akan ikut menjembatani baseline antara belahan bumi utara dan selatan dalam riset internasional.
“VGOS adalah sebuah jaringan teleskop radio global yang beroperasi secara sinkron untuk mengamati sumber radio kosmik dengan presisi tinggi,” jelas Taufiq.
Menurutnya, sistem ini memungkinkan integrasi data dari berbagai teleskop di dunia yang menghasilkan pengukuran geospasial dengan tingkat presisi sangat tinggi.
Artikel Terkait
Tahun Ini Indonesia Punya Observatorium Nasional Timau, Lebih Hebat dari Bosscha
Resmi! Ariel NOAH Jadi Dilan Dewasa di Film 'Dilan ITB 1997' dan 'Dilan Amsterdam', Netizen Auto Heboh!
Jadi Wisudawan Doktor Fisika Termuda ITB, Jessie Manopo Ungkap Rahasia Lulus di Usia 25 Tahun dan Karier Periset di Jepang
10 Kampus Indonesia Naik Peringkat di QS WUR 2026, UI hingga ITB Melonjak Tajam di Level Global
4 Mahasiswa STEI ITB Ciptakan AIM-X Aplikasi Prediksi Tumbukan Asteroid dan Bumi, Ilmuwan NASA Geleng-geleng Kepala