• Minggu, 21 Desember 2025

Hebat! Dafa Aziz Firmansyah, Anak Petani Cilacap Diterima 14 Kampus Beken Luar Negeri: Salah Satunya Nanyang Technological University Singapura

Photo Author
- Minggu, 29 Juni 2025 | 10:45 WIB
Dafa Aziz Firmansyah anak petani asal Cilacap, Jawa Tengah, sukses menembus 14 kampus beken di luar negeri dengan beasiswa. (Ist)
Dafa Aziz Firmansyah anak petani asal Cilacap, Jawa Tengah, sukses menembus 14 kampus beken di luar negeri dengan beasiswa. (Ist)


KONTEKS.CO.ID - Siswa pintar lahir dari ketekunan belajar, bukan strata sosial atau jumlah kekayaan. Hal itu dibuktikan oleh Dafa Aziz Firmansyah

Dafa Aziz Firmansyah merupakan Anak petani asal Cilacap, Jawa Tengah. Tapi dengan kerja kerasnya tekun belajar, ia mampu menembus 14 universitas ternama di luar negeri.

Siswa SMA Unggulan CT Arsa Sukoharjo tersebut adalah anak terakhir dari enam bersaudara. Sementara kedua orang tuanya bekerja sebagai petani. 

Baca Juga: Jenderal Miao Hua Dicopot: Tanda-Tanda Pembersihan Baru di Tubuh Militer China

Tapi kondisi tersebut tak memadamkan cita-citanya menempuh pendidikan setinggi langit. 

"Saya jadi satu-satunya anak dari enam bersaudara yang melanjutkan kuliah di keluarga saya," kata Dafa seusai acara pelepasan Angkatan V sekolah tersebut, Sabtu 28 Juni 2025.

Sebelumnya dia lulus dari SMP Negeri 1 Cipari, Cilacap, Jawa Tengah. Lalu mendaftar ke SMA Unggulan CT Arsa Sukoharjo seusai mengikuti acara sosialisasi dari sekolah ini.

Baca Juga: Resmi Menikah! Acara Pernikahan Mewah Jeff Bezos dan Lauren Sanchez di Venesia Seharga Ribuan Triliun

Sayangnya tiga bulan sekolah, keluarganya mengalami musibah. Sang ayah terkena penyakit stroke. Dafa sempat ingin berhenti sekolah demi membantu merawat ayahnya.

Tetapi ibunya, Suarti, meminta anak bontotnya itu agar terus melanjutkan sekolah. "Ibu bilang kalau Dafa ini anak terakhir dan saya harus kuliah. Ibu mau mengusahakan segalanya untuk saya agar bisa kuliah," tuturnya.

Periode awal sekolah SMA,  ia sempat kaget karena persaingannya jauh lebih berat ketimbang waktu SMP. Rasa kompetitif itulah yang mendorong jiwa bersaing Dafa. 

Baca Juga: Gaji PNS RI Terendah di Asia, Kalau Pegawai Negeri di Jepang dan Singapura Digaji Berapa ya?

Ia kian rajin belajar supaya bisa mengimbangi prestasi teman-teman di kelasnya.

"Di SMA ini lingkungannya sangat mendukung untuk berkompetisi lantaran teman-temannya rajin belajar. Jadi saya terdorong dan semangat belajar," ucapnya.

Bersyukur, kerja keras tak mengkhianati hasil. Sejak semester ketiga, Dafa meraih peringkat 1 paralel. Tak cuma "berbicara" di sekolah, Dafa juga aktif berkompetisi di olimpiade matematika dan menjadi Ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).

Baca Juga: Resmi Ditetapkan! Mulai 31 Juli 2025, Pinjol Wajib Lapor ke SLIK OJK

Dafa Ingin Kuliah di Sydney

Ia terus mencatat prestasi gemilang sampai lulus dari SMA. Ia mendaftar ke-17 universitas ternama di luar negeri dengan Beasiswa Indonesia Maju dan diterima di 14 dari 17 universitas tersebut.

Delapan dari 14 kampus itu berada di Australia: University of Sydney (Advanced Computing), UNSW Sydney (Electrical Engineering), Monash University (Applied Data Science), The University of Queensland (Bachelor Of Engineering), RMIT University (Civil and Infrastructure Engineering), University of Adelaide (Electrical & Electronic Engineering), Curtin University (Mining Engineering), dan University of Western Australia (Computer Science).

Lalu 4 kampus lainnya berada di Amerika Serikat, yaitu Cleveland State University (Chemical Engineering), University of New Orleans (Computer Science), La Roche University (Bachelor of Science in Chemistry), dan Saint Louis University (Business Finance). 

Baca Juga: Pramono: BTN Jakarta International Marathon Berdampak Signifikan ke Ekonomi Ibu Kota

Kampus asal Belanda juga bersedia menampung Dafa. Namanya Wageningen University & Research (Food technology, dan Environmental Sciences). 

Dafa juga diterima di kampus ternama di Singapura, Nanyang Technological University atau dikenal NTU (Data science & Artificial Intelligence).

Ia pun memilih perguruan tinggi di Australia. "Saya pilih University of Sydney jurusan Advanced Computing," sebutnya.

Kondisi serbakekurangan tak menghalanginya meraih cita-cita besar. Dafa menegaskan, persoalan ekonomi seharusnya tak menjadi hambatan untuk berprestasi.

Baca Juga: Bahlil Tegaskan Legalitas Sumur Minyak Rakyat Hanya Berlaku yang Sudah Beroperasi

"Memang banyak orang berpikir masalah keuangan itu menjadi kendala utama menempuh pendidikan. Tapi menurut saya itu bukan sesuatu yang harus dikhawatirkan," pesannya.

Selain itu, lanjut dia, ketanya persaingan jangan juga menggentarkan seseorang untuk terus berprestasi. 

Menurut Dafa, kunci kesuksesan adalah kemampuan mengalahkan dirinya sendiri. ***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Iqbal Marsya

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X