KONTEKS.CO.ID - Bendera Merah Putih berkibar pada ajang 12th International Student Design Competition yang diselenggarakan oleh Worldwide Ferry Safety Association (WFSA), Amerika Serikat atau AS.
Ini berkat prestasi Tim Nawasena dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Mereka menjuarai kompetisi desain feri internasional. Kali ini, tim riset kapal itu meraih gelar juara ketiga.
Sejak tahun 2018, tim Nawasena ITS tak pernah absen berprestasi pada kompetisi tahunan yang diikuti oleh puluhan tim dari berbagai negara itu.
Baca Juga: Terbongkar Suap Hakim Rp4 Miliar Demi Vonis Bebas Ronald Tannur, Ini Hal yang Memberatkan Hukuman Lisa Rachmat
Tahun ini, kompetisi tersebut menantang setiap tim untuk merancang kapal feri yang nyaman, layak, dan efisien. Peserta diberi waktu pengerjaan selama sembilan bulan sejak Juli 2024.
Bukan sembarang kapal feri, kompetisi yang dihelaat secara daring ini dikhususkan guna menjawab kebutuhan moda transportasi alternatif di Muara Lagos, Nigeria.
General Manager Tim Nawasena ITS, Muhammad Ramadhan Rizqy, mengatakan, timnya berupaya merancang kapal feri yang dapat bersaing dengan moda transportasi lainnya.
Baca Juga: Ray Rangkuti Sindir Jokowi, Masa Presiden dengan Kepuasan 80 Persen Tak Paham Pemakzulan?
Karena itu, tim meriset secara detail mulai dari kondisi lingkungan, kedalaman air, tinggi jembatan di sekitar muara, serta sisi teknis lainnya.
“Dari sana, kami menciptakan sebuah kapal feri bernama MV Florence Nwapa,” ucap mahasiswa yang biasa disapa Rama itu.
Spesifikasi Kapa
Mengutip laman ITS, Rabu 18 Juni 2025, tim yang beranggotakan 12 anggota ini merancang kapal dengan baterai litium iIron phosfate sebagai sumber energi ramah lingkungannya.
Baca Juga: Pemerintah akan Beri Sanksi Pelanggaran Tambang Nikel di Morowali
Baterai berkapasitas total 1.720 kWh itu hanya membutuhkan waktu 47 menit untuk terisi penuh dengan daya tahan selama satu jam.
Selain itu, kapal bermaterial aluminium ini juga membawa fitur shore power supply tower. Fitur memungkikan kapal mengisi daya baterai secara otomatis saat berada di dermaga pelabuhan.
Kapal yang sanggup mengangkut 204 penumpang ini turut mempertimbangkan faktor ekonomis dan ramah disabilitas.
Baca Juga: Laporkan Budi Arie Terkait Fitnah Judi Online, Kader PDIP Dicecar 29 Pertanyaan di Bareskrim
Dengan harga tiket sebesar USD1,3, setiap penumpang kapal dapat menghemat waktu perjalanan dibandingkan moda transportasi darat.
“Kita juga menyediakan empat kursi roda untuk penyandang disabilitas di lantai atas kapal,” kata Rama yang tercatat sebagai mahasiswa Sistem Perkapalan ITS 2021 tersebut.
Pada proses perancangan kapal, Tim Nawasena ITS mengalami kesulitan memperoleh gambaran menyeluruh tentang kondisi di sekitar Muara Lagos.
Informasi yang kurang rinci dan terbatas menjadi kendala dalam melakukan riset serta pengembangan kapal berukuran 28,61 meter tersebut.
“Kita juga cukup kesusahan untuk menentukan standar desain kapalnya. Sebab harus menyesuaikan standar dari tempat asalnya,” tambahnya.
Terlepas dari kendala tersebut, inovasi milik tim riset kapal kebanggaan ITS ini telah berupaya dalam mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke-7 terkait Energi Bersih dan Terjangkau serta poin ke-11 mengenai Kota dan Permukiman Berkelanjutan.
“Ke depannya kita akan terus belajar dari kesalahan agar nantinya di tahun depan kita bisa jaga dan naikin peringkat,” tutup warga Bekasi itu. ***
Artikel Terkait
Bikin Bangga, Tim Nawasena ITS Kembali Menangi Kompetisi Desain Feri Internasional di Amerika
Kalahkan Ratusan Peserta dari Korsel, China, Jepang, Tim MAN 1 Medan Juara World Young Inventors Exhibition di Malaysia
Kiromal Katibin Juara Piala Dunia Panjat Tebing 2025, Bendera Indonesia Gagah Berkibar di Amerika Serikat
Anggi Wahyuda, Pendaki Disabilitas yang Taklukan Everest Basecamp dan Buktikan Mimpi Tak Terbatas!
Indonesia Puncaki Daftar Negara Paling Berkembang Versi Harvard, AS Tersingkir dari Lima Besar