• Minggu, 21 Desember 2025

Siapa Yoon Suk Yeol, Presiden Korea Selatan Aktif Pertama yang Ditangkap?

Photo Author
- Rabu, 15 Januari 2025 | 20:12 WIB
Yoon Suk Yeol, Presiden Korea Selatan Aktif pertama yang ditangkap pihak keamanan karena kasus dugaan pemberontakan.  (X.com Yoon Suk Yeol)
Yoon Suk Yeol, Presiden Korea Selatan Aktif pertama yang ditangkap pihak keamanan karena kasus dugaan pemberontakan. (X.com Yoon Suk Yeol)


KONTEKS.CO.ID - Profil Yoon Suk Yeol menjadi Presiden Korea Selatan aktif pertama yang ditangkap otorotas hukum setempat hingga ia akhirnya memutuskan mundur pada hari Rabu 15 Januari 2025.

Sebagai penyintas politik tangguh yang semakin terisolasi di pertengahan masa jabatan lima tahunnya, Yoon, 64 tahun, telah dirundung skandal pribadi, oposisi yang kritis, dan keretakan dalam partainya sendiri.

Bahaya hukumnya sangat kontras dengan kariernya yang gemilang sebelum terjun ke dunia politik sebagai jaksa agung. Ini jabatan yang melambungkan namanya ke mata publik dan memicu banyak dukungan yang membawanya pada kemenangan dalam Pilpres 2022, jabatan terpilih pertamanya.

Sejak menang tipis dalam pemilihan itu, karier Yoon menjadi getir oleh "pertempuran" terus-menerus yang telah memunculkan kecerobohan. Menurut mantan saingannya, ini adalah ciri khasnya.

Pada saat Yoon memberlakukan darurat militer pada 3 Desember 2024, ia telah terluka parah secara politik. Ia diskors dari tugasnya setelah dimakzulkan oleh parlemen pada 14 Desember karena upayanya memberlakukan darurat militer.

Baca Juga: Sisi Lain Kebakaran Los Angeles: Beragam Modus Penjarahan Hingga Rumah Profesor yang Aman dari Api Karena Hal Ini

Reuters melaporkan, nasib politik Yoon berada di tangan Mahkamah Konstitusi karena risiko hukumnya meningkat. Ia menghadapi banyak penyelidikan kriminal atas pemberontakan -satu-satunya tuduhan yang tidak kebal terhadap presiden Korea Selatan. Termasuk satu perkara yang dipimpin oleh Kantor Investigasi Korupsi untuk Pejabat Tinggi (CIO).

Yoon telah menggunakan penolakannya untuk mematuhi apa yang disebutnya surat perintah penangkapan ilegal CIO untuk menggalang pendukung dalam menghadapi masalah hukum dan politik yang semakin membesar.

Terisolasi di kediamannya yang dibentengi di pusat kota Seoul, Yoon dan Dinas Keamanan Presidennya memainkan permainan kartu berisiko tinggi dengan pihak berwenang yang mencoba menangkapnya selama dua pekan sebelum akhirnya ia setuju untuk hadir untuk diinterogasi.

Dalam pesan yang dirilis saat ia ditangkap, Yoon mengatakan dirinya tidak mengakui proses ilegal tersebut. Tetapi tunduk untuk menghindari pertumpahan darah.

Baca Juga: Prediksi Manchester United Vs Southampton: Duel Beda Nasib di Old Trafford

Yoon sebelumnya bersumpah untuk "berjuang sampai akhir" dan meminta para pengikutnya untuk membantunya menyelamatkan negara dari "kekuatan antinegara".

Skandal Presiden Korea Selatan, Ancaman Penututan, Kue Amerika

Tahun lalu masa Kepresidenan Yoon dibayangi oleh skandal yang melibatkan istrinya. Istrinya dituduh menerima tas tangan Christian Dior yang mahal sebagai hadiah.

Yoon meminta maaf setelah skandal itu disalahkan sebagai alasan utama kekalahan telak PPP dalam pemilihan parlemen pada bulan April. Namun, ia terus menolak seruan untuk penyelidikan atas skandal dan tuduhan manipulasi harga saham yang melibatkan istri dan ibunya.

Kantor kejaksaan yang menyelidiki tuduhan tersebut memutuskan untuk tidak mengajukan tuntutan terhadap ibu negara.

Perjuangan Yoon di dalam negeri telah menutupi keberhasilan relatif yang telah diraihnya di panggung internasional.

Upaya beraninya untuk membalikkan pertikaian diplomatik selama puluhan tahun dengan negara tetangga Jepang. Korsel juga bergabung dengan Tokyo dalam kerja sama keamanan tiga arah dengan Amerika Serikat secara luas. Keberhasilan ini dipandang sebagai pencapaian khas kebijakan luar negerinya.

Baca Juga: Hasil India Open 2025: Dejan dan Fadia Menang Telak dari Ganda Campuran Denmark

Kemampuan Yoon untuk menjalin ikatan di tingkat personal, yang dipandang sebagai sifat yang memberinya kesuksesan awal, ditunjukkan sepenuhnya di sebuah acara Gedung Putih pada 2023.

Saat itu ia naik panggung dan melantunkan lagu pop hit tahun 1970-an "American Pie" di hadapan Presiden Joe Biden yang tercengang dan hadirin.

Dukungan Teman Sekolah SMA

Lahir dalam keluarga kaya di Seoul, Yoon awalnya berprestasi di sekolah. Ia masuk ke Universitas Nasional Seoul yang elite untuk belajar hukum. Namun kegemarannya berpesta membuatnya berulang kali gagal dalam ujian pengacara sebelum lulus pada percobaan kesembilan.

Yoon melejit ke puncak ketenaran nasional pada tahun 2016, sebagai kepala penyelidik yang menyelidiki Presiden Park Geun-hye atas tuduhan korupsi. Ia ditanya apakah ingin membalas dendam dan menjawab bahwa jaksa bukanlah gangster.

Baca Juga: Breaking News: Markas Pemuda Pancasila di Bandung Diduga Diserang GRIB, Darah Berceceran

Tiga tahun sebelumnya, Park menskors Yoon, lalu memecatnya dari tim yang menyelidiki kasus besar terhadap badan mata-mata negara. Tindakan itu secara luas dianggap sebagai hukuman karena menantang otoritasnya.

Peran yang dimainkannya dalam memenjarakan Park dan kembalinya secara dramatis sebagai kepala Kantor Kejaksaan Distrik Pusat Seoul yang berkuasa menandai dimulainya kenaikan kekuasaannya.

Dua tahun kemudian, ia menjadi jaksa agung Korea Selatan, mempelopori penyelidikan korupsi sekutu dekat presiden berikutnya, Moon Jae-in. Itu membuatnya menjadi kesayangan kaum konservatif yang frustrasi dengan kebijakan liberal Moon, dan menjadikan Yoon sebagai kandidat presiden pada 2022.

Namun, masa kepresidenannya dimulai dengan awal yang sulit ketika ia terus maju dengan memindahkan kantor kepresidenan dari kompleks Gedung Biru ke lokasi baru.

Baca Juga: Bukti Kebakaran Los Angeles adalah Hukum Karma Pengeboman Israel di Jalur Gaza

Kebijakan yang memicu pertanyaan apakah itu karena kepercayaan feng shui bahwa kompleks kepresidenan lama dikutuk. Yoon membantah keterlibatannya atau istrinya dengan seorang dukun.


Ketika Yoon menolak memecat pejabat tinggi setelah kerumunan Halloween 2022 menewaskan 159 orang, ia dituduh melindungi "orang-orang yang selalu setuju". Salah satunya adalah Menteri Keamanan Lee Sang-min, teman lulusan SMA Yoon.

Alumni lain dari SMA Choongam di Seoul adalah Kim Yong-hyun, orang yang mempelopori pemindahan kantor kepresidenan. Kim menjadi kepala dinas keamanan presiden dan kemudian diangkat menjadi menteri pertahanan pada bulan September.

"Kim adalah salah satu dari dua orang yang merekomendasikan Yoon untuk mengumumkan darurat militer," kata seorang pejabat senior militer dan Lee adalah orang lainnya. ***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Iqbal Marsya

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X