• Minggu, 21 Desember 2025

Isi Lengkap Surat Anak Riza Chalid yang Ditulis di Rutan Salemba: Saya Tidak Merugikan Negara!

Photo Author
- Rabu, 26 November 2025 | 11:52 WIB
Surat anak Riza Chalid, Kerry Adrianto Riza dari Rutan Salemba  (X @jaksapedia)
Surat anak Riza Chalid, Kerry Adrianto Riza dari Rutan Salemba (X @jaksapedia)



 


KONTEKS.CO.ID - Putra Riza Chalid, Muhamad Kerry Adrianto Riza menuliskan surat di Rumah Tahanan (Rutan) Salemba, Jakarta Pusat.

Beneficial Owner PT Navigator Khatulistiwa itu menulis surat dalam empat lembar kertas berwarna putih.

Dalam suratnya, Kerry mencurahkan isi hatinya selama menjadi terdakwa dalam kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah PT Pertamina Persero.

Baca Juga: Peneliti Sebut Prabowo Sengaja Perintahkan TNI Gelar Latihan Gabungan untuk Bongkar Privat Bandara di IMIP

Salah satunya, bantahan terlibat dalam kasus korupsi dan mengaku seolah dicitrakan sebagai penjahat besar dalam kasus tersebut.

Dia menyinggung anggapan publik yang menuduh ayahnya jadi aktor di balik demonstrasi rusuh pada akhir Agustus 2025 lalu.

"Bukan hanya saya yang menjadi korban, ayah saya juga dituduh sebagai dalang dan mendanai demonstrasi ‘Bubarkan DPR’ Agustus lalu tanpa ada satu pun bukti. Ayah saya tidak mungkin melakukan hal tersebut," demikian petikan salah satu paragrat dalam suratnya, mengutip Rabu, 26 November 2025.

Baca Juga: Menhan Singgung ‘Negara dalam Negara’ di Bandara IMIP, TNI Dikerahkan Jaga Industri Strategis dan Kedaulatan

Berikut ini isi surat Kerry yang ditulis di Rutan Salemba:

Assalamualaikum Wr. Wb Dengan kerendahan hati, izinkan saya menulis surat ini sebagai warga negara, pengusaha, suami, anak dan ayah, yang kini diperlakukan seolah musuh negara. Saya bukan pejabat publik, dan tidak pernah mengambil uang negara. Nama saya dicitrakan sebagai penjahat besar, seakan saya adalah sumber masalah negeri. Di mana keadilan?

Rumah saya digeledah. Saya dibawa dan diperiksa tanpa didahului panggilan atau prosedur yang benar.

Lalu, tiba-tiba ditahan sejak 25 Februari 2025. Hampir delapan bulan saya mendekam, menunggu kepastian hukum.

Selama penahanan, nama baik saya dihancurkan dan keluarga saya yang menanggung stigma. Mirisnya, tuduhan liar terus bergulir di ruang publik.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Lopi Kasim

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X