Jokowi Dituding Bohong, Eks Intel BIN Sebut Abu Bakar Ba'asyir Dibuat Menunggu 3 Jam demi Pencitraan

KONTEKS.CO.ID - Pertemuan antara Presiden ke-7, Joko Widodo (Jokowi) dan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir di Banjarsari, Kota Surakarta, beberapa waktu lalu rupanya menyimpan dinamika politik yang lebih dalam.

Mantan anggota Badan Intelijen Negara (BIN), Kolonel (Purn) Sri Radjasa Chandra menuding, pertemuan itu bukan sekadar silaturahmi belaka, melainkan strategi komunikasi politik yang sarat kepentingan.

“Memang benar kedatangan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir adalah inisiatif Abu Bakar Ba’asyir karena mengingat kita melihat bahwa ketajaman spiritual Abu Bakar Baasyir selama ini,” ungkap Sri Radjasa dikutip dari podcast YouTube Abraham Samad SPEAK UP, yang tayang, Kamis, 9 Oktober 2025.

Baca Juga: Mantan Intel BIN Sebut Kedatangan Jokowi ke Prabowo seperti Debt Collector: Pemimpin Tak Punya Malu!

Sri Radjasa menjelaskan, Ba’asyir mendatangi rumah Jokowi atas kehendaknya sendiri untuk menyampaikan teguran moral dan politik, bukan memberi dukungan.

“Dia (Abu Bakar Ba’asyir) melihat bahwa ada hal yang melampaui batas yang dilakukan Jokowi. Sebagai ulama, dia berkewajiban untuk menegur umara, sehingga dia harus mendatangi Jokowi," beber Sri.

Namun, menurut informasi yang diterima Sri Radjasa, cara pertemuan itu diatur menunjukkan adanya skenario komunikasi yang dirancang.

Baca Juga: Prof Ikrar Nusa Bhakti Bocorkan 6 Poin Pertemuan Empat Mata Jokowi-Prabowo, di Antaranya Ijazah Palsu Hingga Megakorupsi

Abu Bakar Ba’asyir disebut telah tiba di kediaman Jokowi pukul 10.00 WIB, tetapi baru diterima tiga jam kemudian.

Staf kepresidenan saat itu mengklaim Jokowi tidak ada di rumah, padahal, kata Sri Radjasa, mantan presiden itu sebenarnya berada di tempat.

“Ketika dia (Abu Bakar Ba’asyir) datang, ini informasi dari dalam, jam 10.00, kemudian diminta untuk menunggu oleh stafnya Pak Jokowi, 30 menit ditunggu,” sebutnya lagi.

Baca Juga: Mantan Intel BIN Sebut Kedatangan Jokowi ke Prabowo seperti Debt Collector: Pemimpin Tak Punya Malu!

“Kemudian keluar, 'mohon Pak, Pak Jokowi berkenan jam 1 (siang) diterima'. Ini tanda tanya besar sebetulnya kenapa mesti dengan alasan dia tidak ada di rumah,” timpal Sri Radjasa.