KONTEKS.CO.ID - Manuver mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mendorong relawannya mendukung Prabowo-Gibran selama dua periode dapat dimaknai sebagai upaya menjaga stabilitas politik.
Namun, mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu, justru membacanya sebagai sinyal bahaya dan sebuah ancaman terselubung bagi kemandirian Presiden Prabowo Subianto.
Menurut Said Didu, di balik pernyataan tersebut, ada gerakan untuk menghidupkan kembali kekuatan lama yang ia sebut "Geng SOP" (Solo, Oligarki, Parcok).
Baca Juga: Ada Hiu Goreng, Puluhan Siswa Keracunan MBG di Ketapang
Pemicu utamanya, menurut analisis Said Didu, adalah pengangkatan Muhammad Qodari sebagai Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP).
"Ini apakah sinyal menyatakan bahwa hidupnya kembali geng SOP?" tanyanya retoris dalam sebuah siniar Forum Keadilan TV dikutip pada Kamis, 25 September 2025.
Ia menyoroti pernyataan pertama Qodari sebagai Kepala KSP, yang secara implisit mengkritik penunjukan Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan dan lebih mendukung Maruarar Sirait.
Baca Juga: Sri Mulyani Lengser, JCR Pertahankan Rating RI di BBB+ Outlook Stabil: Tanda Prospek Ekonomi Solid
"Maruarar Sirait itu yang kita tahu tangan kanannya Aguan oligarki," tegas Said Didu.
Baginya, ini adalah "kode" dari Qodari kepada para oligarki bahwa pintu istana telah kembali terbuka untuk mereka.
Dengan adanya sinyal ini, Said Didu menduga para oligarki kembali percaya diri untuk menggelontorkan dana guna mendukung gerakan politik Jokowi.
Baca Juga: Kejagung Periksa Azwar Anas Soal Korupsi Chromebook Era Nadiem Makarim
Ia mengklaim, sumber pendanaan untuk manuver politik semacam ini berasal dari dua kantong utama, yakni oligarki dan BUMN.
"Kalau Jokowi mau bergerak, maka dia harus punya oligarki yang mendanai, dia harus punya parcok yang mengamankan," jelasnya.
Artikel Terkait
Klarifikasi Jasa Marga Soal Isu Permadi Arya Alias Abu Janda Jadi Komisaris, Said Didu Ikut Komentar
Said Didu Sebut Soal 'Makelar' di Balik Sengketa 4 Pulau Aceh-Sumut, Singgung Keinginan Investor dan Nama Luhut Binsar Pandjaitan
Said Didu Singgung Dugaan Keterlibatan Rektor Eks Wamen dalam Kasus Ijazah Jokowi
Said Didu Soroti Lima Kejanggalan Vonis 4,5 Tahun Tom Lembong
Said Didu Sebut Riza Chalid Bukan Pebisnis Biasa, Tapi Bendahara Gelap Politisi RI