• Minggu, 21 Desember 2025

Said Didu Duga Jokowi Masih Bergerak Lewat Geng Solo di Balik Manuver Dua Periode

Photo Author
- Kamis, 25 September 2025 | 06:30 WIB
Said Didu. (Tangkapan Layar Akun Youtube Forum Keadilan TV)
Said Didu. (Tangkapan Layar Akun Youtube Forum Keadilan TV)

KONTEKS.CO.ID - Manuver mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mendorong relawannya mendukung Prabowo-Gibran selama dua periode dapat dimaknai sebagai upaya menjaga stabilitas politik.

Namun, mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu, justru membacanya sebagai sinyal bahaya dan sebuah ancaman terselubung bagi kemandirian Presiden Prabowo Subianto.

Menurut Said Didu, di balik pernyataan tersebut, ada gerakan untuk menghidupkan kembali kekuatan lama yang ia sebut "Geng SOP" (Solo, Oligarki, Parcok).

Baca Juga: Ada Hiu Goreng, Puluhan Siswa Keracunan MBG di Ketapang

Pemicu utamanya, menurut analisis Said Didu, adalah pengangkatan Muhammad Qodari sebagai Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP).

"Ini apakah sinyal menyatakan bahwa hidupnya kembali geng SOP?" tanyanya retoris dalam sebuah siniar Forum Keadilan TV dikutip pada Kamis, 25 September 2025.

Ia menyoroti pernyataan pertama Qodari sebagai Kepala KSP, yang secara implisit mengkritik penunjukan Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan dan lebih mendukung Maruarar Sirait.

Baca Juga: Sri Mulyani Lengser, JCR Pertahankan Rating RI di BBB+ Outlook Stabil: Tanda Prospek Ekonomi Solid

"Maruarar Sirait itu yang kita tahu tangan kanannya Aguan oligarki," tegas Said Didu.

Baginya, ini adalah "kode" dari Qodari kepada para oligarki bahwa pintu istana telah kembali terbuka untuk mereka.

Dengan adanya sinyal ini, Said Didu menduga para oligarki kembali percaya diri untuk menggelontorkan dana guna mendukung gerakan politik Jokowi.

Baca Juga: Kejagung Periksa Azwar Anas Soal Korupsi Chromebook Era Nadiem Makarim

Ia mengklaim, sumber pendanaan untuk manuver politik semacam ini berasal dari dua kantong utama, yakni oligarki dan BUMN.

"Kalau Jokowi mau bergerak, maka dia harus punya oligarki yang mendanai, dia harus punya parcok yang mengamankan," jelasnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rat Nugra

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X