Insiden Juliana Marins, Ini Rencana SOP Pendakian Gunung

KONTEKS.CO.ID - Insiden tragis yang menimpa pendaki asal Brasil, Juliana Marins, yang terjatuh di jurang Gunung Rinjani, memicu langkah cepat dari pemerintah untuk memperbaiki Standar Operasional Prosedur (SOP) pendakian gunung di Indonesia.

Melalui Kementerian Perhutanan, pemerintah menyatakan akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap SOP pendakian, termasuk perbaikan pada aspek sarana dan prasarana.

Menteri Perhutanan Raja Juli Antoni menyampaikan hal tersebut saat memberikan keterangan pers di kantor Basarnas, Jakarta Pusat, pada Senin, 30 Juni 2025.

Baca Juga: Presiden Prabowo Rapat Terbatas 2 Jam dengan Menteri, Bahas Kondisi Global hingga Penerbangan

“Jadi dengan kejadian ini, kami akan mengevaluasi secara total prosedur pengamanan dan SOP,” ujar Raja Juli.

Dalam rencana perbaikan, papan peringatan atau signboard akan ditempatkan di sejumlah titik rawan di jalur pendakian.

Selain itu, posko-posko pemantauan akan dibuka dengan jarak yang lebih dekat satu sama lain guna mempercepat respon dalam situasi darurat.

“Secara umum akan kita evaluasi. Ada yang mengatakan signboard mesti disimpan di beberapa tempat, juga harus ada posko-posko yang lebih dekat satu sama lain,” katanya.

Baca Juga: Korupsi Proyek Jalur Kereta Api Rp2,6 M, Eks Dirjen Perkeretaapian Kemenhub Dituntut Sembilan Tahun Penjara

Tak hanya itu, Raja Juli juga mengungkapkan bahwa teknologi akan dilibatkan untuk mendukung sistem keselamatan pendaki.

Salah satu usulan yang tengah dipertimbangkan adalah penggunaan gelang RFID atau perangkat Emergency Locator Transmitter (ELT) yang memungkinkan pendeteksian cepat saat terjadi keadaan darurat.

“Ada ide RFID, atau tadi istilahnya ELT, yang dipasangkan di gelang. Sehingga secara cepat, apabila ada kondisi darurat, bisa diketahui lebih baik,” katanya.