• Senin, 22 Desember 2025

Grafik Pasar Induk Beras Cipinang Tunjukkan Ada Permainan Mafia, 11 Ribu Ton Hilang dalam Sehari

Photo Author
- Selasa, 3 Juni 2025 | 18:00 WIB
Foto Beras (unsplash.com)
Foto Beras (unsplash.com)

“Bayangkan, petani bekerja keras, produksi meningkat, tapi yang menikmati keuntungan malah oknum-oknum yang bermain di tengah. Ini merusak sistem,” katanya.

Amran juga menyayangkan jika ada pihak yang menyalahgunakan data untuk kepentingan pribadi atau kelompok. Ia menegaskan bahwa negara tidak boleh tunduk pada permainan pasar yang tidak transparan.

“Negara ini tidak boleh dikendalikan oleh para middle man. Ini waktunya kita bersih-bersih,” ucapnya.

Baca Juga: Greenpeace dan Anak Muda Papua Suarakan Ancaman Tambang Nikel di Raja Ampat

Upaya Pemerintah dan Desakan Reformasi Distribusi

Kementerian Pertanian, kata Amran, tengah menyusun langkah strategis untuk memperkuat pengawasan distribusi pangan, khususnya komoditas beras.

Ia juga akan mengkoordinasikan temuan ini dengan Kementerian Perdagangan, Badan Pangan Nasional, serta aparat penegak hukum untuk menindaklanjuti dugaan adanya mafia pangan.

Di sisi lain, pengamat pertanian dari INDEF, Rusli Abdullah, menilai pernyataan Amran perlu ditindaklanjuti dengan audit menyeluruh terhadap data distribusi dan stok pangan, khususnya di sentra distribusi seperti PIBC. Menurutnya, selama ini belum ada transparansi menyeluruh dalam rantai pasok beras nasional.

“Jika data yang dipaparkan Pak Menteri valid, maka ini darurat distribusi. Harus ada sistem pelaporan stok dan transaksi digital real-time yang bisa dipantau publik,” kata Rusli kepada wartawan.

Baca Juga: Perhimpunan Guru Sebut Masuk Sekolah Jam 06.00 Pagi Tidak Manusiawi

Seruan Publik untuk Transparansi

Kenaikan harga beras yang terjadi dalam dua bulan terakhir telah memukul daya beli masyarakat kelas bawah. Dalam laporan terbaru dari BPS, indeks harga konsumen (IHK) mencatat kontribusi beras sebagai penyumbang inflasi pangan tertinggi dalam bulan Mei 2025.

Amran pun mengimbau masyarakat untuk tidak panik, sekaligus menyerukan kepada semua pelaku usaha distribusi pangan untuk bertindak jujur dan profesional.

“Kita punya cukup stok. Panen masih berlanjut. Yang kita butuhkan sekarang adalah kejujuran dalam sistem. Jangan karena segelintir orang, seluruh rakyat jadi korban,” tegasnya. ***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ari DP

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X