3. Nature and Adventure-Based Tourism
Wisata berbasis alam dan petualangan terus diminati, mulai dari mendaki gunung, caving, hingga menyelam.
Di antaranya; Taman Nasional Gunung Rinjani, Lombok, dengan praktik zero waste dan partisipasi warga lokal dalam konservasi jalur pendakian.
4. Culinary and Gastronomy Tourism
Wisata kuliner kini menjadi daya tarik utama. Wisnus menikmati pengalaman memasak dan mencicipi kuliner lokal, sementara wisatawan mancanegara tertarik pada cerita di balik hidangan.
Program Wonderful Indonesia Gourmet (WIG) memfasilitasi pengembangan wisata gastronomi berbasis partisipasi.
Baca Juga: Pariwisata RI Melesat Dekati Target 15 Juta Wisman, Pemerintah Optimistis Cetak Rekor Baru
5. Wellness Tourism
Wisata kebugaran berkembang sebagai bentuk liburan yang menekankan kesejahteraan fisik, mental, dan spiritual. Bali, Jakarta, Jawa Barat, dan Karanganyar menonjolkan spa, yoga, meditasi, serta edukasi aromaterapi.
Program Wonderful Indonesia Wellness akan memperkuat ekosistem wellness di Surakarta dan Yogyakarta melalui festival JCWF dan RSWF.
6. Bleisure (Business and Leisure)
Perpaduan perjalanan bisnis dan wisata ini berkembang seiring meningkatnya work-life balance. Kota seperti Yogyakarta, Denpasar, dan Bandung menyediakan workation hub, sementara MICE di Jakarta dan Bali mengintegrasikan tur, kuliner, dan wellness, memperpanjang masa tinggal peserta dan meningkatkan dampak ekonomi.
Prediksi tren pariwisata Indonesia ini selaras dengan tren global, menegaskan bahwa pengalaman autentik, berkelanjutan, dan teknologi-driven akan menjadi kunci pengembangan sektor pariwisata 2026.***
Artikel Terkait
Diplomasi Pariwisata Indonesia Melesat, Arab Saudi Siap Kolaborasi di 3 Sektor Strategis
Pariwisata RI Melesat Dekati Target 15 Juta Wisman, Pemerintah Optimistis Cetak Rekor Baru
4 Museum Hits di Sleman yang Wajib Dikunjungi! Wisata Edukasi Seru, Instagramable dan Bikin Otak Tambah Pintar
Keren! Indonesia Hadirkan MaiA: Kecerdasan Buatan untuk Transformasi Pariwisata Tourism 5.0
Pariwisata Indonesia Timpang: 82 Persen Wisman Masuk Lewat Udara, tapi Destinasi Prioritas Sepi, Kok Bisa?