• Minggu, 21 Desember 2025

Karya Warga Binaan dari 24 Lapas Tampil di Bali Fashion Trend 2026

Photo Author
- Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:45 WIB
Model membawakan fesyen karya waga binaan dalam ajang Bali Fashion Trend
Model membawakan fesyen karya waga binaan dalam ajang Bali Fashion Trend

KONTEKS.CO.ID – Berbagai karya warga binaan dari 24 Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) berkolaborasi dengan sejumlah desainer ternama ditampilakan dalam ajang Bali Fashion Trend (BFT) 2026 di Onyx Park Resort, Ubud, Gianyar, Bali.

Dalam Bali Fashion Trend yang dihelat Jumat malam, 19 Desember 2025 itu, memamerkan beragam produk hasil pembinaan, seperti batik, anyaman, bordir, hingga kerajinan kulit.

Karya warga binaan tersebut dikembangkan bersama desainer Sofie, Lisa Fitria, dan Irmasari. Kolaborasi tersebut menghadirkan karya fashion kontemporer dengan nilai estetika dan daya saing komersial.

Baca Juga: Kapolri Mutasi 1.086 Pamen dan Pati Polri: Irjen Pol Edy Murbowo Jadi Kapolda NTB

Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Agus Andrianto dalam keterangan pada Sabtu, 20 Desember 2025, menyampaikan, ajang Bali Fashion Trend menjadi momentum penting,

Menurunya, ini kolaborasi antara Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan dengan industri fashion nasional.

Pemasyarakatan, menurutnya, tidak lagi dipandang semata sebagai tempat menjalani hukuman, melainkan sebagai ruang pembinaan yang memberi kesempatan kedua dan mempersiapkan warga binaan kembali berperan produktif di masyarakat.

Baca Juga: Mantan Menlu Malaysia Berikan Pernyataan Menohok, Minta Tito Belajar Lagi Adab Terkait Ucapan Bantuan Tak Seberapa

“Kolaborasi ini bukan hanya tentang fashion atau produk. Ini tentang manusia, tentang harapan, dan tentang masa depan yang lebih baik bagi warga binaan pemasyarakatan,” ujar Agus saat membuka rangkaian kegiatan Bali Fashion Trend 2026.

Melalui Beyond Beauty, warga binaan dilibatkan sebagai co-creator dalam industri fashion profesional.

Agus Andrianto menegaskan bahwa program Beyond Beauty mencerminkan perubahan paradigma pemasyarakatan di Indonesia.

Baca Juga: Audit BPK Ungkap Proyek Smelter Antam Belum Bayar Tagihan Jumbo PLN Senilai Rp719,9 Miliar

Agus menilai, proses kolaboratif tersebut tidak hanya memberikan keterampilan teknis, tetapi juga membangun kepercayaan diri serta identitas positif warga binaan.

“Ketika karya mereka diapresiasi publik dan pasar, di situlah proses pemulihan harga diri dan kepercayaan diri benar-benar terjadi,” kata Agus.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Setiawan Konteks

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X