KONTEKS.CO.ID - Produk mi instan asal Indonesia kembali jadi sorotan di luar negeri.
Food and Drug Administration (FDA) Taiwan menemukan kandungan residu pestisida etilen oksida pada Indomie Soto Banjar Limau Kuit.
Hasil uji menunjukkan bumbu produk tersebut mengandung EtO sebesar 0,1 mg/kg, melebihi batas minimal yang ditetapkan otoritas Taiwan.
Baca Juga: Dana Investasi Rp70 Miliar Raib, Ini Penjelasan BCA
Menurut regulasi Taiwan, etilen oksida tidak boleh terdeteksi sama sekali dan harus berada di bawah batas kuantitatif 0,1 mg/kg.
Karena itulah, produk ini dinilai melanggar Pasal 15 Undang-Undang Keamanan Pangan dan Sanitasi setempat.
Apa Itu Etilen Oksida?
Etilen oksida (EtO) adalah gas tak berwarna, mudah terbakar, dan berbau manis.
Senyawa ini lazim digunakan dalam industri kimia, seperti pembuatan plastik, deterjen, perekat, hingga antifreeze.
Dalam bidang medis, EtO dipakai untuk mensterilkan peralatan bedah yang tidak tahan panas uap.
Dalam jumlah kecil, etilen oksida juga digunakan sebagai pestisida atau disinfektan di sektor pertanian.
Pada mi instan, senyawa ini berfungsi untuk memperpanjang masa simpan serta mencegah pertumbuhan bakteri.
Baca Juga: Dukung RUU Perampasan Aset Disahkan, Jokowi: Saya Sudah 3 Kali Dorong Dibahas di DPR
Bahaya Etilen Oksida bagi Tubuh
Pakar toksikologi kimia dari Universitas Indonesia, Budiawan, menjelaskan bahwa etilen oksida tergolong karsinogen alias zat pemicu kanker.
Paparan jangka panjang dapat meningkatkan risiko kanker darah, seperti leukemia limfositik, mieloma, dan limfoma non-Hodgkin.
Artikel Terkait
Jangan Serakah! Begini Bahaya Makan Berlebihan saat Buka Puasa
Ternyata Lidah Kebas Bisa Jadi Tanda Penyakit Bahaya, Ketahui 7 Penyebabnya!
Bahaya Mi Instan yang Mengandung Etilen Oksida atau Tak Mencantumkan Kandungan Alergen
Bahaya Sinar Biru! Kenali Dampaknya pada Kulit dan Cara Melindungi Diri
Sama-Sama Bikin Gurih, Tapi Lebih Bahaya Mana: Micin atau Garam