• Minggu, 21 Desember 2025

Sidang Perdana 3 WN Australia Pembunuh Zivan di Bali Dikawal 146 Polisi dan Rantis

Photo Author
- Jumat, 31 Oktober 2025 | 12:15 WIB
Polisi resmi menetapkan 15 tersangka kasus pembunuhan Kacab BRI (Foto: Ilustrasi/Pexels)
Polisi resmi menetapkan 15 tersangka kasus pembunuhan Kacab BRI (Foto: Ilustrasi/Pexels)

KONTEKS.CO.ID - Pulau Bali yang dikenal sebagai surga pariwisata dunia, kini menjadi latar belakang pengadilan salah satu kasus pembunuhan berencana paling brutal dan terorganisir yang melibatkan warga negara asing.

Sidang perdana kasus penembakan yang menewaskan Zivan Radmanovic (WN Australia) digelar di Pengadilan Negeri Denpasar, Kamis, 30 Oktober 2025, dalam suasana yang sangat mencekam, mencerminkan keseriusan ancaman yang telah mengguncang rasa aman di Bali.

Atmosfer tegang terlihat jelas dari pengerahan 146 personel polisi bersenjata lengkap dan kendaraan taktis lapis baja (rantis).

Baca Juga: Duh, Produsen Sepatu Nike di Indonesia Lakukan PHK 1.800 Pekerja

Sidang Perdana Pembunuh Zivan di Bali Dikawal 146 Polisi dan Rantis

Aparat mengawal ketat pergerakan tiga terdakwa WN Australia Darcy Francesco Jenson (27), Mevlut Coskun (22), dan Paea-I-Middlemore Tupou (27) dari Lapas Kerobokan.

Ketiganya memasuki ruang sidang dengan wajah tertutup sebo hitam, menyembunyikan identitas mereka di balik dakwaan pembunuhan berencana dan kepemilikan senjata api ilegal.

Dalam pembacaan dakwaan, Jaksa Penuntut Umum (JPU) yang dipimpin Putu Gede Juliarsana mulai mengurai sebuah skenario eksekusi yang dingin dan sangat terencana, yang telah dirancang berbulan-bulan sebelum penembakan terjadi.

Ini bukanlah kejahatan spontan, melainkan sebuah misi pembunuhan yang diduga kuat dikendalikan dari jarak jauh, mengubah vila-vila turis di Bali menjadi rumah aman (safe house) bagi para pelaku.

Jaksa membeberkan bagaimana Darcy Jenson (27) bertindak sebagai tim persiapan di lapangan.

Baca Juga: Duel 2 Jam Lebih Menuju 8 Besar Chennai Open 2025, Janice Tjen Tundukan Linda Fruhvirtova

Pada 15 April 2025, ia menyewa Villa Lotus and Teak selama tiga bulan, bukan untuk berlibur, melainkan khusus untuk menyimpan dua unit sepeda motor yang akan digunakan dalam pelarian.

Darcy bahkan sempat terbang ke Bangkok, Thailand, hanya untuk menyerahkan kunci vila tersebut kepada seseorang, sebelum kembali ke Australia.

Rencana menjadi matang pada awal Juni 2025. Darcy kembali ke Bali dan menerima perintah spesifik melalui grup pesan terenkripsi Threema dari seorang WN Australia.

Perintah itu adalah untuk menyewa sebuah mobil putih dan membeli berbagai perlengkapan eksekusi. Darcy kemudian membeli ransel hitam, sarung tangan, kacamata, sebo, handuk, hingga sebuah palu besar di Toko Sinar Harapan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rat Nugra

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X