• Senin, 22 Desember 2025

Kriminalitas Zaman Hindia Belanda: Mulai Pembunuhan Fientje de Feniks, Tuan Darma, dan Oey Tambah Sia

Photo Author
- Selasa, 3 Oktober 2023 | 08:00 WIB
Fientje de Feniks dalam buku karya Pieter van Zonneveld (1992), (Pieter van Zonneveld-De Moord op Fientje de Feniks: een Indische Tragedie (1992)
Fientje de Feniks dalam buku karya Pieter van Zonneveld (1992), (Pieter van Zonneveld-De Moord op Fientje de Feniks: een Indische Tragedie (1992)

Baca Juga: Nurnaningsih, Keturunan Keraton yang Jadi Bom Seks Pertama Era 1950-an, Masa Tua Miris Harta Habis 

Oey Tambah Sia akhirnya menjalani vonis hukuman gantung di depan Balai Kota, Taman Fatahillah. Ratusan warga Batavia menyaksikan hukuman mati yang diperkirakan terjadi di tahun 1851 itu.

Alwi Sahab dalam buku Batavia Kota Hantu menuturkan, pada hari eksekusi Oey Tambah Siasiap tampak gagah berjalan sendiri menaiki tangga tiang gantungan.

Tidak nampak rasa takut di wajahnya. Semua penonton yang berdiri di sekitar tiang gantungan kagum melihat keberaniannya.

Baca Juga: Sejarah Lokalisasi Gang Dolly: Mengaku Bukan Germo, Sakit Hati Advenso Dollyres Chavit Terbawa Sampai Mati

Bahkan saat algojo mulai memasukkan tali gantungan ke lehernya Oey Tambah Sia malah berseloroh.

Dia berkata kepada sang algojo. "Di kantong bajuku ada selembar uang kertas 50 gulden untuk kau punya upah," ujarnya.

"Namun aku minta kau jangan terlalu bengis jiret batang leherku".****

Baca Juga: Oei Tiong Ham, Crazy Rich Pertama Indonesia, Punya Harta Rp43 T, Putrinya Jadi Ibu Negara Republik China

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Kasim Lopi

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X