• Minggu, 21 Desember 2025

Ledakan SMAN 72, Natural Selection, dan Ide Kekerasan Tanpa Motif yang Menular dari Eric Harris dan Dylan Klebold

Photo Author
- Minggu, 16 November 2025 | 09:00 WIB
Pelaku ledakan SMAN 72 mengenakan pakaian ala Eric Harris Columbine. (X)
Pelaku ledakan SMAN 72 mengenakan pakaian ala Eric Harris Columbine. (X)

Hubungannya dengan Harris memperkuat obsesi mereka pada kekerasan. Kebersamaan mereka perlahan berkembang menjadi rencana pembantaian yang mengerikan.

Baca Juga: Potret Buram Mayor Sabarudin, Tentara Psikopat Era Kemerdekaan yang Cuma Tunduk pada Tan Malaka

Persiapan Columbine: Dari Video Game ke Senjata Nyata

Harris dan Klebold menghabiskan waktu berjam-jam bermain video game kekerasan. Bagi mereka, game bukan sekadar hiburan. Keduanya menganggap itu latihan mental menghadapi situasi mematikan.

Pada musim gugur 1998, keduanya belajar di internet cara membuat bom, termasuk dari buku panduan seperti The Anarchist Cookbook. Awal 1999, mereka mengumpulkan senjata api yang nantinya digunakan dalam penembakan.

Lalu mulai membuat video di sekolah, mengenakan jas parit, membawa senjata, dan menembak figur atlet. Ini adalah latihan awal mereka untuk fantasi kekerasan.

Baca Juga: Mengenang Sepak Terjang K'tut Tantri, Warga Amerika yang Berjuang di Pertempuran Surabaya 10 November 1945

Dalam salah satu video, Klebold berkata sembari tersenyum, "Aku harap kami membunuh 250 orang." Obsesinya terhadap kekerasan bukan hanya hiburan tapi menjadi landasan rencana pembantaian.

Pada akhirnya, ide awal mereka untuk meledakkan kantin sekolah gagal, sehingga Harris dan Klebold beralih ke penembakan massal.

Hari Tragedi 20 April 1999

Pagi itu, 20 April 1999, Harris dan Klebold masuk ke Columbine High School dengan rencana dingin dan matang. Mereka membawa senjata dan bom rakitan, siap menimbulkan kekacauan maksimal.

Baca Juga: Cerita Tentang Laswi, dari Mangga Tuti Amir Hingga Duo Maung Bikang yang Doyan Penggal Kepala Musuh

Pukul 11.08 waktu setempat, Harris dan Klebold meledakkan bom propana di lobi sekolah, yang gagal meledak. Empat menit kemudian, mereka mulai menembak secara acak, menyasar siswa dan guru.

Koridor sekolah berubah menjadi medan perang yaitu peluru menembus tubuh siswa. Teriakan dan tangisan menggema.

Sebagian besar korban jiwa jatuh di perpustakaan, tempat mereka mengeksekusi korban secara kejam.

Eric Harris dan Dylan Klebold pelaku tragedi Columbine. (X @extracapsa)

Saksi mata menggambarkan kedua remaja itu seolah menikmati setiap tindakan mereka. Harris dan Klebold menertawakan kekacauan yang mereka ciptakan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Jimmy Radjah

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X