Ia tampak mengenakan kaos putih, celana hitam, dan menggendong senjata mainan seraya memegang benda kecil yang diduga sebagai pemicu atau detonator dan mengarahkannya ke arah masjid.
Berselang 23 detik kemudian, tepatnya pada 12.02.51 WIB, kamera CCTV yang menghadap ke depan masjid merekam kilatan cahaya dari dalam ruangan, menandakan terjadinya ledakan pertama.
Baca Juga: Vespa Kongo, Jejak Keberanian Pasukan Garuda di Jalan Perdamaian Dunia
Natural Selection, Welcome to Hell, dan For Agartha
Di tengah kekacauan itu, seorang siswa kelas XII ditemukan tergeletak di area belakang SMAN 72 Jakarta. Tubuhnya penuh darah ketika sejumlah siswa berhamburan menyelamatkan diri.
Pakaian siswa itu berbeda dari seragam kebanyakan siswa. Ia memakai sepatu boot, celana panjang hitam, serta kaus tanpa lengan berwarna putih dengan tulisan mencolok "Natural Selection".
Tulisan di kaos ini kemungkinan terinspirasi dari baju yang dikenakan oleh Eric Harris, salah satu dari dua penembak dalam penembakan SMA Columbine di Colorado, AS tahun 1999.
Irwansyah, siswa kelas X di sekolah tersebut, mengaku pada media bahwa ia melihat remaja itu terjatuh dengan sebuah senjata yang mirip AR-15 yang tergeletak di dekat tubuhnya.
Dalam foto yang beredar di media sosial, tampak beberapa coretan di badan senjata mainan tersebut.
Di antaranya bertuliskan "Welcome to Hell", "For Agartha", dan sejumlah nama pelaku penyerangan masjid di luar negeri, mulai dari Brenton Tarrant dan Alexandre Bissonnette hingga seorang Neo Nazi bernama Luca Traini.
Tatkala petugas kepolisian datang, mereka mengevakuasi korban, menyisir lokasi, menutup area, dan mengamankan seorang remaja kelas X berinisial F.
Siapa F?
Pelajar itu selama ini dikenal pendiam, jarang bicara, jarang bergaul. Sehari-hari F lebih banyak menunduk, memilih duduk di sudut kelas, menghabiskan waktu dengan earphone terpasang di telinga.
Namun pada Jumat siang itu, Indonesia tiba-tiba tersadar bahwa ada sesuatu yang selama ini tumbuh diam-diam di balik punggung anak-anak. Sesuatu yang akhirnya meledak.
Bahaya Kekerasan Anak Tanpa Motif
Ketika kabar tragedi SMAN 72 menyebar, komentar paling menohok datang dari mantan Kapolri Jenderal (Purn) Da’i Bachtiar.
Artikel Terkait
Mau Dibatasi Prabowo Imbas Ledakan SMAN 72, Ini Sederet Bahaya Kecanduan Main Game Online
Terungkap! Pelaku Ledakan SMAN 72 Ternyata Merasa Terisolasi dan Doyan Konten Kekerasan
Ledakan di SMAN 72 Jakarta: Polisi Dalami Latar Belakang Pelaku ABH, Ayah Diperiksa, Ibu di Luar Negeri
PUBG Diblokir di Banyak Negara: Kekerasan hingga Keamanan Data Jadi Alasan Pemerintah Bertindak
Bertemu Prabowo di Istana, Raja Yordania Kutuk Keras Insiden Ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading