Namun keduanya ternyata menyimpan sisi lain. Dylan tenggelam dalam kemurungan yang akut. Sementara Eric menutup rapuhnya hati dengan kemarahan.
Mereka terpinggirkan, tetapi tidak sepenuhnya. Mereka tidak populer, tetapi bukan asing. Mereka adalah remaja biasa yang di suatu titik saling menemukan. Saling menguatkan. Hingga pada hari itu, dunia berubah.
Baca Juga: Menyingkap Sejarah Richard Mille, Jam Tangan Ultra Mewah Milik Sahroni yang Sempat Dijarah Warga
Pada 20 April 1999, dunia tercengang oleh pembantaian di Columbine High School, Littleton, Colorado. Eric Harris dan Dylan Klebold menembak dan membunuh 12 siswa serta seorang guru. Lebih dari 20 orang lainnya terluka, dan kota kecil itu berubah menjadi pusat trauma nasional.
Eric Harris: Putra Pilot yang Tersesat dalam Kekerasan
Eric David Harris lahir pada 9 April 1981 di Wichita, Kansas. Ayahnya seorang pilot Angkatan Udara, sehingga keluarga sering berpindah tempat tinggal. Harris kemudian menetap di Littleton, Colorado, setelah ayahnya pensiun pada 1993.
Sekilas, ia tampak seperti layaknya remaja normal. Dia pintar, karismatik, dan mahir di komputer.
Namun di balik itu, ia menyimpan kemarahan yang mendalam. Dalam jurnal pribadinya, Harris menulis keinginan untuk menyakiti orang lain secara ekstrem.
Laporan psikologis menggambarkannya sebagai cerdas, manipulatif, dan narsistik. Ia tidak hanya membenci beberapa orang, tetapi manusia secara umum.
Ia memandang dirinya lebih besar daripada dunia dan merasa perlu menghancurkan orang-orang yang dianggap lemah. Kebencian itu menjadi bahan bakar obsesinya pada senjata dan kekerasan.
Dylan Klebold: Pemalu yang Terjerat dalam Kegelapan
Berbeda dengan Harris, Dylan Klebold lahir pada 11 September 1981 di Lakewood, Colorado. Dia tumbuh dalam keluarga kelas menengah dengan orang tua yang sukses dan penuh perhatian.
Baca Juga: Jejak Kerusuhan Politik di Indonesia dari Anarkisme Reformasi 1998 Hingga Demo Algoritma 2025
Sejak kecil, Klebold aktif bermain bisbol, menyukai video game, dan rajin belajar. Namun, saat bertemu Harris, ketidakpuasan terhadap sekolah dan kehidupan sosial mereka membuatnya terikat dengan ide gelap.
Dylan Klebold cenderung pemalu dan pendiam, tapi memiliki sisi emosional yang dalam. Ia kadang menulis puisi atau cerita gelap untuk menunjukkan depresi dan frustrasi yang tersembunyi.
Artikel Terkait
Mau Dibatasi Prabowo Imbas Ledakan SMAN 72, Ini Sederet Bahaya Kecanduan Main Game Online
Terungkap! Pelaku Ledakan SMAN 72 Ternyata Merasa Terisolasi dan Doyan Konten Kekerasan
Ledakan di SMAN 72 Jakarta: Polisi Dalami Latar Belakang Pelaku ABH, Ayah Diperiksa, Ibu di Luar Negeri
PUBG Diblokir di Banyak Negara: Kekerasan hingga Keamanan Data Jadi Alasan Pemerintah Bertindak
Bertemu Prabowo di Istana, Raja Yordania Kutuk Keras Insiden Ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading