KONTEKS.CO.ID - Rencana pengerahan pasukan internasional ke Gaza yang menjadi bagian penting dari proposal Presiden AS Donald Trump menghadapi hambatan besar.
Itu karena negara-negara peserta semakin enggan mengirimkan pasukan, demikian laporan dari The Washington Post pada Sabtu, akhir pekan kemarin.
Mengutip sumber-sumber yang mengetahui pembahasan tersebut, surat kabar itu menyebut kekhawatiran kian meningkat bahwa pasukan akan dipaksa menggunakan kekuatan terhadap warga Palestina.
Alhasil beberapa negara menarik kembali tawaran untuk mengirim unit militer.
Indonesia yang sebelumnya berkomitmen mengirim 20 ribu pasukan penjaga perdamaian, kini kabarnya mempertimbangkan untuk mengirim jumlah yang jauh lebih kecil.
Hal itu seperti dikatakan pejabat Indonesia yang berbicara kepada Washington Post dengan syarat anonim.
“Mereka ingin pasukan stabilisasi internasional masuk ke Gaza dan memulihkan, tanda kutip, hukum dan ketertiban serta melucuti perlawanan apa pun,” kata pejabat itu.
“Itu masalahnya. Tidak ada yang mau melakukan hal itu.”
Sumber-sumber di kementerian menyatakan Jakarta kini mempertimbangkan pengiriman awal sebanyak 1.200 prajurit, proses yang diperkirakan memakan waktu sekitar enam bulan.
Mereka menekankan bahwa para perwira “sangat ragu” untuk terlibat dalam bentrokan dengan warga Palestina.
Pejabat lain mengatakan Indonesia “ditegur” karena terlalu cepat berkomitmen mengirim pasukan.
Artikel Terkait
Isi Rapat Khusus Menhan dan TNI: Bahas Kilang Minyak, Pasukan Perdamaian ke Gaza, dan Strategi Keamanan Jakarta Aceh Papua
TNI AL Siap Kerahkan 3 KRI Rumah Sakit untuk Misi Kemanusiaan di Gaza
TNI Siapkan Jenderal Bintang Tiga Pimpin Pasukan Perdamaian ke Gaza: Helikopter dan Kapal Siap Mendukung
Indonesia Matangkan Pasukan ke Gaza, TNI AU Kerahkan 3.650 Prajurit