Starbucks PHK Ratusan Karyawan, Tutup Ratusan Gerai, Apa yang Terjadi?

Ini juga menjadi alasan di balik program besar lainnya: Green Apron Service senilai lebih dari USD500 juta untuk penambahan jam kerja barista di gerai milik perusahaan.

Apa Kata Serikat Pekerja Starbucks?

Tentu saja, kabar ini memicu reaksi keras dari serikat pekerja Starbucks Workers United, yang mewakili lebih dari 12.000 barista di 650 lokasi.

Baca Juga: Sinopsis Drama Korea Ms. Incognito: Jeon Yeo Been Jadi Pewaris Chaebol dengan Pernikahan Kontrak

Serikat menyatakan siap mengajukan perundingan atas dampak penutupan gerai.

“Kami berharap bisa terlibat dalam perundingan untuk setiap gerai serikat yang terdampak, seperti yang kami lakukan sebelumnya,” ujar perwakilan serikat.

Starbucks sendiri menyebut akan memindahkan barista dari gerai yang ditutup ke lokasi lain atau memberikan pesangon.

Baca Juga: Pidato Pangan Prabowo di PBB Dinilai Kontradiktif

Ini bukan kali pertama Niccol melakukan PHK besar. Awal tahun ini, Starbucks juga melepas 1.100 pekerja korporasi, sebagai bagian dari penyesuaian struktur perusahaan.

Saat ini, Starbucks tercatat memiliki sekitar 16.000 karyawan di luar ritel.

Restrukturisasi Internal dan Eksekutif Baru

Restrukturisasi kali ini bukan hanya soal tutup gerai dan PHK.

Starbucks juga me-restruktur tim internal. Mulai bulan depan, karyawan korporat akan wajib kembali ke kantor selama empat hari dalam seminggu.

Baca Juga: Dana Pemda Mengendap Rp233 Triliun, Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa Siap Ambil Alih Jika Nganggur

Langkah ini diambil demi memperkuat kolaborasi dan efisiensi kerja.

Tak hanya itu, Starbucks juga memperkenalkan tiga eksekutif baru:

• Cathy Smith sebagai CFO
• Tressie Lieberman sebagai Global Chief Brand Officer
• Mike Grams sebagai COO

Menariknya, dua dari mereka, Lieberman dan Grams adalah rekan kerja lama Brian Niccol di Chipotle dan Yum Brands.