• Senin, 22 Desember 2025

Kematian Zara Qairina Gegerkan Malaysia, Keluarga Minta Ekshumasi: Ada Memar, Dugaan Bullying Muncul

Photo Author
- Minggu, 3 Agustus 2025 | 21:39 WIB
Zara Qairina meninggal, keluarga temukan memar di punggung. (X @@mohamadshahrir)
Zara Qairina meninggal, keluarga temukan memar di punggung. (X @@mohamadshahrir)

 

KONTEKS.CO.ID - Kematian tragis siswi berusia 13 tahun, Zara Qairina Mahathir, mengguncang publik Malaysia.

Ia ditemukan tak sadarkan diri di dekat asrama sekolahnya di Papar, Sabah, pada 16 Juli 2025. Meski sempat dirawat di Hospital Queen Elizabeth I, nyawanya tak terselamatkan.

Zara adalah siswi kelas satu di SMKA Tun Datu Mustapha Limauan. Kematian mendadaknya memunculkan berbagai dugaan, termasuk kekerasan atau perundungan di sekolah.

Baca Juga: Gagal Juara di Macau Open 2025, Sabar-Reza Kandas Lagi Usai Laga Dramatis 80 Menit Gara-Gara Atap Bocor

Media seperti Bernama, The Star, hingga Free Malaysia Today ramai memberitakan kasus ini.

Situasi memanas kembali setelah ibu korban, Noraidah Lamat, melaporkan temuan memar di punggung putrinya saat memandikan jenazah.

“Ia baru mengingat soal memar tersebut ketika kami menanyainya kemarin sore,” ujar pengacara keluarga, Hamid Ismail dan Shahlan Jufri.

Pengacara menegaskan bahwa bukti ini layak untuk membuka kembali penyelidikan, meski polisi sebelumnya mengklaim kasus telah diselidiki secara menyeluruh.

Baca Juga: Alwi Farhan Juara Macau Open 2025, Bukti Masa Depan Cerah Tunggal Putra Indonesia Kian Dekat

Tuntutan Autopsi Ulang, Dugaan Jatuh dari Lantai 3 Dipertanyakan

Pihak keluarga kini mendesak agar makam Zara diekshumasi dan dilakukan autopsi ulang. Tujuannya jelas yaitu mencari kebenaran soal penyebab pasti kematian.

“Jika memang ada unsur pidana, maka makam Zara harus segera dibuka dan otopsi dilakukan,” tegas kuasa hukum Noraidah. Dugaan awal menyebut Zara terjatuh dari lantai tiga asrama, namun temuan memar justru menimbulkan keraguan baru.

Sabah Police Commissioner, Datuk Jauteh Dikun, mengatakan bahwa laporan baru dari pihak keluarga akan ditinjau terlebih dahulu. “Kami akan memeriksa isi laporan sebelum ambil tindakan lanjutan,” ujarnya.

Kasus ini menyoroti lagi lemahnya sistem pengawasan di sekolah berasrama serta risiko perundungan yang belum tertangani serius.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rat Nugra

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X