International Monetary Fund (IMF) bahkan menyebut krisis ekonomi akibat pandemi sebagai "The Great Lockdown", mengingat dampaknya yang luas terhadap produksi, konsumsi, dan aktivitas ekonomi global.
Baca Juga: 6 Guru Dibunuh KKB, Puluhan Lainnya Langsung Minta Dievakuasi
2022-2024: Inflasi Global, Perang Rusia-Ukraina, dan Krisis Energi
Setelah pandemi, dunia dihadapkan pada serangkaian krisis baru:
- 2022: Perang Rusia-Ukraina memicu kenaikan harga energi dan inflasi global. The Fed menaikkan suku bunga secara agresif. China merespons dengan membeli 62,2 ton emas.
- 2023: Krisis energi semakin parah, mendorong China untuk menambah 224,9 ton emas ke dalam cadangannya.
- 2024: Meskipun situasi mulai stabil, China tetap membeli 44,2 ton emas sebagai bagian dari strategi jangka panjangnya.
Baca Juga: Baru Disahkan, UU TNI Digugat ke MK! Ini Pasal yang Dipermasalahkan
Mengapa China Borong Emas Saat Krisis?
Menurut analis dari World Gold Council (WGC), strategi China dalam membeli emas memiliki beberapa tujuan utama:
- Mengurangi ketergantungan pada dolar AS – Dengan memiliki lebih banyak emas, China dapat memperkuat yuan sebagai mata uang internasional.
- Diversifikasi cadangan devisa – Sebagian besar cadangan devisa China masih berbentuk dolar AS. Emas memberikan stabilitas lebih baik di tengah fluktuasi nilai tukar.
- Menjaga stabilitas ekonomi – Emas merupakan aset yang tahan terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi global.
Baca Juga: Baru Disahkan, UU TNI Digugat ke MK! Ini Pasal yang Dipermasalahkan
Langkah Strategis atau Tanda Waspada?
Pembelian emas dalam jumlah besar oleh China di setiap periode krisis menunjukkan bahwa negara ini memiliki strategi jangka panjang untuk menghadapi gejolak ekonomi global.
Dengan terus menambah cadangan emasnya, China tampaknya tidak hanya ingin melindungi ekonominya, tetapi juga berupaya memperkuat posisinya dalam sistem keuangan dunia.
Baca Juga: Muhammadiyah Idul Fitri 31 Maret, Ramadan Genap 30 Hari, Tahun Depan Pindah Kalender Hijriah Global
Akankah strategi ini membuat China semakin dominan di panggung ekonomi global? Kita tunggu langkah selanjutnya.***
Artikel Terkait
Trump Bekukan Voice of America, 1.300 Karyawan VOA Diliburkan: Kemenangan Propaganda China dan Rusia
Lolos dari Hadangan Ganda Kuat China, Fikri dan Daniel Terbang ke 16 Besar Swiss Open 2025
Ikuti Prada dan Dinto, Cuckoo China Pecat Kim Soo Hyun, Baru 20 Hari Dikontrak
Hasil Arab Saudi vs China: Kemenangan Tipis 1-0, Salem Al Dawsari Jadi Pahlawan
Lewis Hamilton Rebut Pole Sprint di F1 GP China 2025, Ungguli Verstappen dan Piastri