KONTEKS.CO.ID – China terus menunjukkan strategi ekonominya dengan memborong emas dalam jumlah besar saat dunia mengalami krisis ekonomi global.
Sejak 2008 hingga 2024, bank sentral China mengakumulasi ratusan ton emas sebagai langkah proteksi ekonomi dan diversifikasi cadangan devisa.
Langkah ini bukan tanpa alasan. Emas dianggap sebagai aset aman (safe haven) yang mampu mempertahankan nilai saat terjadi ketidakpastian ekonomi.
Baca Juga: Kondisi Terakhir Mees Hilgers dan Sandy Walsh Menjelang Laga Timnas Indonesia vs Bahrain
Selain itu, pembelian emas juga bertujuan mengurangi ketergantungan China pada dolar AS serta memperkuat stabilitas ekonominya di tengah gejolak global.
2009: Krisis Keuangan Global dan Lonjakan Pembelian Emas
Pada tahun 2009, China memborong emas hingga 454,1 ton. Langkah ini terjadi setelah dunia dilanda krisis keuangan global 2008 yang dipicu oleh subprime mortgage di Amerika Serikat (AS).
Baca Juga: Ini Harga ROG Phone 9 di Indonesia, FE Mulai Rp10 Juta dan Pro Rp17 Jutaan
Krisis ini menyebabkan perlambatan ekonomi di berbagai negara, termasuk China, yang mengandalkan ekspor sebagai motor pertumbuhan.
Dengan ketidakpastian yang meningkat, China melihat emas sebagai aset paling stabil untuk melindungi cadangan devisanya.
2015-2016: Krisis Yunani dan Pasar Saham China Anjlok
Setelah vakum dari pembelian emas sejak 2009, China kembali aktif pada 2015 dan 2016.
- 2015: China membeli 708,2 ton emas di tengah krisis keuangan Yunani yang gagal membayar utang kepada IMF.
- 2016: China menambah 80,2 ton lagi setelah bursa saham domestiknya mengalami kerugian lebih dari USD3 triliun, setara dengan 30% PDB China.
Saat itu, emas menjadi pilihan bank sentral China untuk menjaga stabilitas ekonomi di tengah gejolak pasar keuangan global.
2019: Antisipasi Pandemi COVID-19?
Pada 2019, China kembali memborong 95,8 ton emas. Menariknya, ini terjadi sebelum pandemi COVID-19 melanda dunia pada 2020.
Pandemi menyebabkan banyak negara menerapkan lockdown yang berdampak buruk pada ekonomi global.
Artikel Terkait
Trump Bekukan Voice of America, 1.300 Karyawan VOA Diliburkan: Kemenangan Propaganda China dan Rusia
Lolos dari Hadangan Ganda Kuat China, Fikri dan Daniel Terbang ke 16 Besar Swiss Open 2025
Ikuti Prada dan Dinto, Cuckoo China Pecat Kim Soo Hyun, Baru 20 Hari Dikontrak
Hasil Arab Saudi vs China: Kemenangan Tipis 1-0, Salem Al Dawsari Jadi Pahlawan
Lewis Hamilton Rebut Pole Sprint di F1 GP China 2025, Ungguli Verstappen dan Piastri