• Senin, 22 Desember 2025

Muhammadiyah Idul Fitri 31 Maret, Ramadan Genap 30 Hari, Tahun Depan Pindah Kalender Hijriah Global

Photo Author
- Minggu, 23 Maret 2025 | 13:36 WIB
PP Muhammadiyah terima izin pengelolaan tambang dari Jokowi (Dok Muhammadiyah)
PP Muhammadiyah terima izin pengelolaan tambang dari Jokowi (Dok Muhammadiyah)

KONTEKS.CO.ID - Muhammadiyah telah menetapkan Idul Fitri atau 1 Syawal 1446 H akan jatuh pada Senin, 31 Maret 2025.

Keputusan ini didasarkan pada metode hisab hakiki wujudul hilal, yang merupakan cara perhitungan untuk menentukan awal bulan Hijriah yang selama ini menjadi pedoman Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.

Metode ini menyatakan awal Hijriah ditetapkan ketika hilal terlihat, yaitu setelah terjadinya ijtimak sebelum matahari terbenam, bulan terbenam setelah matahari, dan piringan atas bulan terletak di atas ufuk saat matahari terbenam.

Jika salah satu kriteria ini tidak terpenuhi, bulan tersebut akan digenapkan menjadi 30 hari.

Untuk menentukan 1 Syawal 1446 H, data astronomi menunjukkan pada Sabtu, 29 Ramadan 1446 H (29 Maret 2025 M), ijtimak terjadi pada pukul 17.59 WIB.

Namun, saat matahari terbenam di Yogyakarta (koordinat 07° 48′ LS dan 110° 21′ BT), ketinggian bulan masih berada di -01° 59′ 04″, yang berarti hilal belum terlihat.

Baca Juga: Cara Cek Jalan Macet Saat Mudik Lebaran 2025

Baca Juga: Astronom Prediksi Bakal Ada Perbedaan Idul Fitri 1446 Hijriah, Ini Penyebabnya

Di seluruh Indonesia, bulan juga masih berada di bawah ufuk, sehingga kriteria wujudul hilal tidak terpenuhi.

Oleh karena itu, Ramadan 1446 H disempurnakan menjadi 30 hari, dan 1 Syawal 1446 H ditetapkan jatuh pada Senin Pahing, 31 Maret 2025 M.

Keputusan ini juga menandai berakhirnya penggunaan hisab hakiki wujudul hilal dalam penentuan awal bulan Hijriah oleh Muhammadiyah.

Mulai tahun 1447 H, Muhammadiyah akan beralih ke sistem Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT).

Dalam sistem KHGT, seluruh dunia akan menggunakan satu matlak global untuk menentukan awal bulan Hijriah pada hari yang sama.

Perubahan ini diharapkan dapat membawa kesatuan umat Islam dalam hal waktu dan ibadah, menjawab tantangan modernisasi, dan memperkuat integrasi umat di seluruh dunia.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ari DP

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X