• Minggu, 21 Desember 2025

Empat Dekade Perjuangan Ben Lee Melakukan Transformasi Bulu Tangkis di Amerika Serikat

Photo Author
- Sabtu, 6 Desember 2025 | 21:50 WIB
Ben Lee merupakan satu di antara sosok yang berjuang untuk membawa bulu tangkis eksis di Amerika Serikat (AS). (BWF)
Ben Lee merupakan satu di antara sosok yang berjuang untuk membawa bulu tangkis eksis di Amerika Serikat (AS). (BWF)

KONTEKS.CO.ID - Selama hampir empat dekade, Ben Lee menjadi saksi hidup perjalanan bulu tangkis di Amerika Serikat, dari olahraga yang dipandang sebelah mata hingga mulai mendapat tempat di panggung dunia.

Kiprahnya tak sebatas sebagai pemain. Lee adalah juara nasional sembilan kali, peraih gelar Pan Am, peserta debut bulu tangkis di Olimpiade Barcelona 1992, pelatih kepala tim AS di Olimpiade London 2012, pendiri Synergy Badminton Academy, sekaligus ayah dari dua atlet internasional, Allison dan Arden.

Ketika menyaksikan langsung laga putranya, Arden, di Kejuaraan Dunia Junior BWF beberapa waktu lalu, Lee berbicara panjang tentang bagaimana olahraga ini berkembang sejak ia pertama kali memegang raket.

Baca Juga: Konflik Elite Sulit Pulih, Kiai Imaduddin Sarankan Kepengurusan Lama Mundur Biar Darah Segar NU Bangkit

Pada masa ia mulai bermain, bulu tangkis hampir tidak punya ekosistem.

Olahraga ini hanya populer di sekolah menengah, tanpa klub, tanpa akademi, dan tanpa jalur pembinaan.

“Kami latihan di gim sekolah kalau kebagian jadwal. Itu pun sangat terbatas,” begitu ia mengenang.

Baca Juga: Ditangkap Polisi Bali karena ‘Bang Bus’, Siapa Suami Bintang Film Dewasa Bonnie Blue?

Demi mendapatkan latihan layak, ia bahkan harus pindah ke Belanda selama setahun menjelang Olimpiade 1992.

Kondisi itu berbanding terbalik dengan sekarang, ketika ratusan klub berdiri dan profesi pelatih mulai bisa menjadi sumber penghidupan, yang sebelumnya dianggap mustahil.

Atmosfer turnamen pun, kata Lee, masih mempertahankan tradisi kuat.

Baca Juga: DJP Larang Cuti Pegawai Desember 2025 untuk Pastikan Layanan Pajak Tetap Lancar, Catat Aturannya

Ia menyebut All England, Japan Open, dan Kejuaraan Dunia sebagai contoh turnamen yang sejak dulu memiliki rasa yang sama: megah, historis, dan berkelas.

Namun di balik tradisi itu, permainan berubah drastis.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ari DP

Sumber: bwfbadminton.com

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X