KONTEKS.CO.ID - National Chung Hsing University di Taichung, Taiwan, menggandeng Swancor Holding Co. untuk menjalankan proyek ekonomi sirkular yang tak biasa.
Proyek tidak biasa itu adalah mengolah baling-baling turbin angin bekas yang sudah tak terpakai menjadi raket bulu tangkis.
Selama ini, sebagian besar baling-baling turbin yang dipensiunkan berakhir di insinerator atau tempat pembuangan.
Baca Juga: Cloudflare Down Lagi, Siap-Siap Tak Bisa Mengakses Aplikasi Favorit
Fakta itu menimbulkan persoalan lingkungan sekaligus menyia-nyiakan bahan serat karbon yang bernilai tinggi.
Tantangan terbesar memang struktur baling-baling yang tersusun dari material komposit sangat kuat sehingga sulit didaur ulang. menurut laporan CNA.
Namun, Swancor menyatakan pihaknya memiliki teknologi pirolisis gelombang mikro.
Baca Juga: Layanan Cloudflare Gangguan Lagi, Sejumlah Situs Mengalami Error 500
Teknologi itu mampu menguraikan material komposit dengan menggunakan panas tinggi secara presisi.
Metode ini diklaim lebih efisien dibanding pemanasan konvensional karena menyederhanakan proses daur ulang, mempercepat waktu pengolahan, dan menghemat energi secara signifikan.
Bersama Akademi Ekonomi Sirkular universitas tersebut, Swancor mengembangkan raket dari serat karbon daur ulang yang dipadukan dengan teknologi komposit termoplastik.
Hasilnya, raket memiliki jejak karbon jauh lebih rendah dan seluruh komponennya dapat didaur ulang kembali.
Profesor Shen Ming-yuan menjelaskan raket bulu tangkis umumnya memadukan serat karbon dan resin epoksi, sehingga membuatnya ringan sekaligus kuat namun sulit untuk diproses ulang.
Artikel Terkait
Helikopter Jatuh dan Terbakar di Malaysia, WNI Teknisi Tewas Terkena Baling-Baling
Menilik Harga Raket Milik Anders Antonsen, Andalan Tuan Rumah di Denmark Open 2025
Bidadari Bulu Tangkis Supercantik Korea Chae Yu Jung Resmi Gantung Raket, Tulis Pesan Menyentuh di Instagram
Biodata Tai Tzu Ying, Resmi Gantung Raket: Dari Puncak Dunia hingga Momen Berat di Olimpiade Paris 2024