KONTEKS.CO.ID - Komite Olimpiade Internasional (IOC) menyatakan keprihatinan atas pelarangan atlet Israel mengikuti kejuaraan dunia senam artistik 2025 di Indonesia.
Organisasi yang bermarkas di Swiss itu menyesalkan keputusan tersebut dan menegaskan pentingnya menjaga olahraga tetap bebas dari tekanan politik.
Dalam pernyataannya, IOC mengakui tidak berhasil “memfasilitasi solusi” atas persoalan itu.
“IOC sangat menyesalkan keadaan ini,” begitu pernyataan dalam tulisan mereka. “Olahraga harus menjadi ruang aman bagi atlet untuk mengejar mimpinya, tanpa harus menanggung dampak dari keputusan politik.”
Dewan Eksekutif IOC, yang kini dipimpin Presiden baru Kirsty Coventry asal Zimbabwe, akan membahas kasus Indonesia dalam pertemuan berikutnya pada 9–10 Desember mendatang.
Rapat itu disebut akan meninjau situasi secara menyeluruh untuk semua pihak terkait.
Baca Juga: Uni Eropa Tunda Aturan Anti-Deforestasi, LSM Khawatir Impor Kayu Bermasalah Terus Mengalir
Walau belum dijelaskan topik yang akan diangkat, IOC memiliki kewenangan untuk menentukan pengakuan terhadap komite olimpiade nasional serta akses mereka terhadap pendanaan dari sponsor global dan sumber lainnya.
Sebagai preseden, IOC dua tahun lalu menangguhkan Komite Olimpiade Rusia akibat invasi ke Ukraina.
Hingga kini, Rusia tetap tidak berhak menerima dana dari gerakan Olimpiade.
Sementara, Indonesia sedang mengajukan diri menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas 2036.
Langkah ini menjadi perhatian di tengah sorotan atas sikap pemerintah terhadap atlet Israel.
Artikel Terkait
IOC Janjikan Inovasi di Olimpiade 2024 dengan Kecerdasan Buatan
Banding Israel Ditolak Pengadilan Arbitrase Olahraga, Kejuaraan Senam Artistik 2025 Tetap di Jakarta
Banding Ditolak CAS, Israel Ngomel-Ngomel Tidak Bisa Ikut Kejuaraan Dunia Senam Artistik 2025 di Jakarta
Ini Respons Terbaru FIG Soal Sikap Indonesia Tak Beri Visa Tim Senam Israel
Kejuaraan Senam Dunia 2025 di Jakarta Resmi Dibuka, Tanpa Atlet Asal Israel