KONTEKS.CO.ID – Menurunnya produksi shuttlecock bulu tangkis dari bulu unggas kini menjadi perhatian dunia, karena bisa mengganggu persiapan atlet dan komunitas bulu tangkis.
Di tengah tantangan ini, Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) justru melihatnya sebagai peluang untuk mempercepat penggunaan shuttlecock sintetis, langkah yang mendapat beragam respons dari para pemain.
Sekjen BWF, Thomas Lund, menegaskan situasi pasokan saat ini belum sampai “tingkat krisis”.
Baca Juga: Industri Shuttlecock Goyah Gara-Gara Angsa dan Bebek
Meski begitu, federasi mendorong pengembangan shuttlecock sintetis.
“Program uji coba dan pengembangan shuttlecock sintetis terus berjalan. Ini bagian penting dari strategi keberlanjutan kami ke depan,” kata Lund.
Ia menambahkan, shuttlecock sintetis sudah mulai dipasarkan untuk penggunaan rekreasi dan diterima cukup baik.
Baca Juga: BWF Klaim Kekurangan Shuttlecock Belum sampai Krisis, Tapi?
Maka BWF berupaya agar nantinya bisa dipakai di kompetisi profesional.
Para atlet, yang terbiasa dengan shuttlecock bulu unggas, tentu memiliki pandangan sendiri.
Mantan juara dunia asal India, Pusarla Venkata Sindhu, mengaku belum pernah menggunakan shuttlecock sintetis di pertandingan resmi.
Baca Juga: Pasar Shuttlecock Bulu Tangkis Diprediksi Tembus Rp19,5 Triliun pada 2032
Meski demikian, ia terbuka dengan kemungkinan perubahan.
“Kalau memang harus begitu, zaman berubah, keadaan berubah, dan kalau tidak ada pilihan, kita harus menyesuaikan diri,” ujarnya.
Artikel Terkait
Putri KW Tembus Babak Kedua Kejuaraan Dunia BWF 2025 Usai Singkirkan Wakil Hong Kong
Jojo Gaspol, Tembus 16 Besar BWF 2025! Smes Silang Jadi Penutup Manis
Sejarah Baru! Putri KW Jadi Wakil Indonesia Pertama Tembus Perempat Final BWF World Championships 2025
Jonatan Christie Gugur, Ana Tiwi Terhenti, Putri KW Jadi Harapan Emas di BWF 2025