Ia menekankan pentingnya adaptasi, meski ingin mencoba langsung sebelum memberi penilaian penuh.
Salah satu tantangan utama adalah perbedaan karakter shuttlecock sintetis.
Lintasan terbang dan daya tahan mungkin berbeda dibanding shuttlecock bulu unggas.
Dengan begitu pemain harus menyesuaikan strategi dan teknik mereka di lapangan.
Baca Juga: Jumlah Bulu dalam Shuttlecock Bulu Tangkis Harus 16, Ini Alasannya
Shuttlecock sintetis juga dianggap solusi jangka panjang yang berkelanjutan, sekaligus menempatkan pemain di persimpangan antara tradisi dan inovasi.
BWF berharap transisi ini bisa berjalan mulus tanpa mengganggu kualitas permainan. Langkah ini juga dinilai penting untuk menjaga kelancaran latihan dan kompetisi di masa depan.***
Artikel Terkait
Putri KW Tembus Babak Kedua Kejuaraan Dunia BWF 2025 Usai Singkirkan Wakil Hong Kong
Jojo Gaspol, Tembus 16 Besar BWF 2025! Smes Silang Jadi Penutup Manis
Sejarah Baru! Putri KW Jadi Wakil Indonesia Pertama Tembus Perempat Final BWF World Championships 2025
Jonatan Christie Gugur, Ana Tiwi Terhenti, Putri KW Jadi Harapan Emas di BWF 2025