KONTEKS.CO.ID - Dunia bulu tangkis tengah menghadapi tantangan serius akibat berkurangnya pasokan bulu bebek atau angsa yang selama ini menjadi bahan utama produksi shuttlecock.
Kondisi ini membuat harga shuttlecock bulu melonjak tajam dalam dua tahun terakhir.
Produksi shuttlecock berkualitas tinggi membutuhkan 16 bulu pilihan yang biasanya diambil dari sayap bebek atau angsa.
Baca Juga: 8 Fakta Menarik Tentang Angsa yang Mampu Terbang Melintasi Benua
Satu shuttlecock bahkan bisa memanfaatkan bulu dari dua hingga empat ekor unggas.
Ketergantungan penuh pada pasokan unggas menjadikan industri shuttlecock sangat rentan terhadap fluktuasi produksi ternak.
Data Asosiasi Peternakan Hewan China yang dikutip media pemerintah menyebut, sepanjang 2024 jumlah pemotongan bebek mencapai 4,22 miliar ekor dan angsa 569 juta ekor.
Baca Juga: Bebek Adventure Paling Stylish? Spesifikasi WMOTO Porter 125 Bikin Penasaran
Angka tersebut menurun sekitar 10 persen dibanding puncaknya pada 2019.
Penurunan ini dipengaruhi meningkatnya kembali produksi daging babi setelah wabah demam babi Afrika pada 2018.
Selain itu, popularitas bulu tangkis yang semakin meroket di dalam negeri juga memperparah situasi.
Baca Juga: Unik, Penjara di Brasil Pekerjakan Angsa Antisipasi Tahanan Kabur
Permintaan shuttlecock di pasar domestik melonjak pesat sehingga menggerus jatah pasokan untuk ekspor.
“Dalam dua tahun terakhir kami mengurangi ekspor dan lebih fokus pada pasar dalam negeri,” kata Wu Xin, manajer produsen shuttlecock ternama, Antarctic Wind, seperti dikutip dari AFP.
Artikel Terkait
Bra Melorot Denise Chariesta Jadi Sorotan Saat Main Bareng Angsa di Pantai
Sinopsis Home School Episode 3, Pennhung Dihukum Gara-Gara Bebek Mati
Intip Istimewanya Roast Goose, Makanan Populer Bebek Panggang yang Klasik dari Hongkong
Bebek Goreng Indonesia Masuk Daftar 10 Olahan Bebek Terenak di Dunia Versi Taste Atlas
Sejarah Baru! Putri KW Jadi Wakil Indonesia Pertama Tembus Perempat Final BWF World Championships 2025